Tingkatkan Pelayanan Publik, ASN Diminta Kuasai Literasi Digital
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, mengingatkan aparatur sipil negara (ASN) untuk menguasai literasi digital guna memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
"Kita (ASN) harus menjadi leader untuk meningkatkan literasi digital. Kita harus lebih dulu melek teknologi digital, karena tanggung jawab kita melayani masyarakat secara cepat, tepat, akurat, dan murah," ungkap Sumarno saat membuka acara pelatihan "Literasi Digital Sektor Pemerintahan" di Hotel Gets Semarang, pada Kamis, 3 Oktober 2024.
Pentingnya Literasi Digital untuk ASN
Di era digital saat ini, penguasaan teknologi oleh ASN menjadi sangat penting. Sumarno menekankan bahwa meskipun teknologi menawarkan banyak kemudahan, ASN juga harus bijak dalam penggunaannya.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kecakapan ASN dalam memanfaatkan teknologi informasi serta memahami etika penggunaan teknologi tersebut.
Tantangan di Era Pilkada
Menghadapi momentum Pilkada, Sumarno mengingatkan bahwa teknologi digital dapat disalahgunakan untuk pelanggaran. Ia mencontohkan tindakan ASN yang mengunggah, membagikan, atau menyukai konten kampanye calon tertentu di media sosial.
"Penguatan literasi digital penting agar seluruh ASN di Jateng dapat menjaga netralitas pada Pilkada serentak 2024," tegasnya.
Edukasi dan Sosialisasi Literasi Digital
Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Slamet Santoso, menjelaskan bahwa literasi digital sektor pemerintahan bertujuan untuk memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai keterampilan individu dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (digital skills), etika digital (digital ethics), keamanan digital (digital safety), dan budaya bermedia digital (digital culture).
Menurut Slamet, literasi digital sangat penting dalam mencegah individu terpapar berita hoaks, ideologi radikal, dan tindak kriminal, yang merupakan ancaman bagi ketahanan nasional.
“Dari hasil survei, pengguna internet saat ini mencapai 80 persen dari total populasi penduduk di Indonesia,” ujarnya.
Advertisement