Tingkatkan Partisipasi Pemilih, KPU Perkenalkan Maskot, Mars, dan Jingle Pilwali
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya secara resmi telah memperkenalkan maskot Pemilihan Walikota (Pilwali) Surabaya 2024, yang diberi nama "Si Mbois".
Komisioner KPU Kota Surabaya Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia, Subairi menjelaskan, maskot berupa buaya, simbol Kota Pahlawan ini menjadi bahan sosialisasi dalam rangka memperkenalkan Pilwali Surabaya dan meningkatkan partisipasi pemilih hingga 75 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap.
"Nama dari maskot ini secara simbolis merupakan akronim dari 'Siap Memilih dan Berdemokrasi untuk Surabaya', dan nama itu sekaligus menjadi doa bersama agar gelaran Pilwali Surabaya 2024 dapat berjalan lancar dan sukses dari awal hingga akhir," ujar Subairi, Selasa 11 Juni 2024.
Subairi menjelaskan, maskot rancangan Dedy Ranggameda tersebut digambarkan secara mbois atau keren, memakai kacamata hitam pakai baju lengan panjang kasual, ditutup jarik bermotif semanggi khas Surabaya, dan penutup kepala atau udeng.
Sang perancang maskot berusaha untuk mengombinasikan gaya busana yang bernuansa tradisional khas budaya Arek dan nuansa modern perkotaan.
"Buaya ini juga adalah cermin dari Kota Surabaya yang adalah wilayah metropolitan dan dihuni oleh masyarakat yang cerdas, peduli, dan bijak dalam menyalurkan hak pilihnya dalam Pilwali Surabaya 2024," jelas Subairi.
Maskot "Si Mbois" ini juga terlihat berisi ornamen-ornamen yang informatif dan persuasif bagi para calon pemilih yang akan menggunakan hak pilihnya dalam Pilwali Surabaya 2024 mendatang.
Terdapat paku untuk mencoblos yang dipegang oleh sang buaya, surat suara yang berisi tanggal pelaksanaan Pilwali Surabaya 2024, logo KPU, dan tanda tinta di jari kelingking Si Mbois.
Salah seorang dewan juri Wahyu Kokkang menjelaskan, proses penjaringan maskot tersebut telah melewati seleksi yang ketat dan memperhatikan sisi orisinalitas dari setiap desain yang diterima.
"Sebenarnya terdapat puluhan orang yang mengirimkan karyanya. Namun kami kerucutkan menjadi 15 karya, lalu kami saring lagi menjadi enam karya terbaik," urainya.
Wahyu juga menegaskan, proses verifikasi yang dilakukan pihaknya merupakan hal yang cukup penting untuk dilakukan. Serta mencegah penggunaan kecerdasan buatan (AI) oleh para peserta.
"Berdasarkan pengalaman saya menjadi juri dalam beberapa ajang, adanya kecerdasan buatan ini justru membuat karya yang dikirimkan tidak orisinil. Dalam ajang maskot Pilwali Surabaya 2024 ini, tidak ada yang menggunakan itu," tegasnya.
Maskot Si Mbois ini juga memenuhi unsur cetak. Setiap detail yang ada bisa dijadikan alat sosialisasi dalam bentuk boneka hingga gantungan kunci.
"Malahan kalau maskot itu dibuat sangat detail itu malah salah, maka tidak bisa dibuat cinderamata yang berukuran kecil, karena terlalu sulit dicetak," pungkasnya.
Selain merilis maskot, KPU Kota Surabaya juga mengenalkan media sosialisasi lainnya, berupa mars berjudul "Berani Memilih untuk Surabaya", ciptaan Agus Wahyudi, dan jingle 'Dulur Suroboyo Monggo Nyoblos', gubahan Andre Natalis Putranto.