Tingkatkan Minat Literasi, PIH Unair Beri Materi Penulisan Berita
Ini upaya dalam meningkatkan minat literasi dan bekal mahasiswa dalam dunia penulisan berita. Dengan program sekolah jurnalistik yang diadakan Pusat Informasi dan Humas (PIH) Universitas Airlangga (Unair). Diikuti sebanyak puluhan mahasiswa lintas fakultas.
Sekretaris PIH Unair, Dr. Imron Mawardi dalam paparannya mengatakan, akses kemudahan dalam informasi saat ini menimbulkan sejumlah problem. Menurutnya saat ini masyarakat dihadapkan pada dua model arus pemberitaan.
"Selain karena tren, hal ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi melalui internet dan smartphone," ujar Imron Mawardi, Kamis 7 Maret 2019.
Pertama, tutur Imron Mawardi, banyak tersebar tulisan atau pemberitaan yang menarik, tapi tidak begitu penting. Lalu, ada berita yang sangat penting, namun, tidak banyak tersebar dan diberitakan.
"Untuk menjadi seorang jurnalis harus bisa menggabungkan dua model pemberitaan itu. Seorang jurnalis harus mampu menginformasikan sesuatu yang penting tapi dengan cara yang menarik," ungkap Pemateri Teknik Penulisan ini.
Ia pun menekankan jurnalis harus mampu menuliskan sesuatu yang penting dengan tulisan yang menarik. Memberikan contoh kasus penelitian tentang narkoba di kalangan remaja, Imron menjelaskan sudut pandang dan fokus value dalam berita.
Sebuah peristiwa memiliki informasi yang sangat banyak, lanjut Imron, bagaimana informasi itu menarik untuk diberitakan bergantung pada cara seorang jurnalis menaruh ideologi atau fungsi yang ditekankan di dalamnya.
Imron juga memarkan, empat fungsi pers yaitu, informasi, pendidikan, hiburan dan sebagai kontrol sosial. Selain itu seorang jurnalis harus mampu membedakan sudut pandang faktual dan opini dalam sebuah berita.
"Berita itu harus sesuai fakta yang ada. Untuk itu menulis dengan sudut pandang yang bersifat subjektivitas harus dikurangi atau diminimalkan. Jangan sampai menulis berita faktual, tapi terlalu banyak model tulisan seperti opini dan jangan menjadikan opini seolah-olah fakta," jelasnya.
Imron, juga menjelaskan, segitiga terbalik menjadi model tulisan yang banyak digunakan saat ini. Yang artinya, lead (paragraf pembuka) atau kepala berita berisi informasi dan sangat penting serta ditekankan.
Kata Imron, berikutnya adalah penjelasan pendukung yang nilainya tidak begitu penting dibandingkan tulisan yang ada di lead. Jadi sederhananya semakin ke bawah informasi yang ditulis semakin tidak penting.
"Kelayakan berita juga dilihat dari news value. Ada sepuluh news value dalam berita antara lain, nilai actual, dramatis, spectakuler, informatif, eksklusif, ketokohan, unik, kedekatan (ruang dan emosi) serta sudut pandang yang berbeda," pungkasnya. (pit)