Basarnas Latihan Gabungan di Selat Bali dengan Skenario Kapal Terbakar
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menggelar latihan gabungan di Selat Bali, Kamis, 29 Agustus 2024. Latihan ini, sebagai upaya untuk meningkatkan kesiapan Basarnas dan unsur terkait dalam menghadapi kondisi terburuk yang mungkin terjadi.
Latihan yang bertajuk Karuna Nisevanam Exercise 2024 ini dipimpin oleh Kepala Basarnas, Marsekal Madya Kusworo. Latihan ini melibatkan unsur SAR lain seperti TNI Angkatan Laut, TNI AD, Satpolairud Polresta Banyuwangi.
Selain itu beberapa stake holder terkait juga tampak terlibat, seperti KSOP Tanjungwangi, Pelindo III, PT. ASDP Indonesia Ferry, BPBD Banyuwangi, hingga operator kapal penyeberangan.
Kusworo menjelaskan, Basarnas selama ini melaksanakan latihan gabungan secara rutin. Dia menyebut, setiap tahun Basarnas melibatkan ASDP melakukan operasi standby seperti pada momen Nataru dan Lebaran di lintas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.
“Tapi latihan yang melibatkan 15 stakeholder yang ada di sini itu baru pertama kali dilaksanakan,” jelasnya.
Selat Bali dipilih sebagai lokasi latihan karena di lintas Ketapang-Gilimanuk sering terjadi kecelakaan. Pada tahun 2023 2024 musibah kecelakaan di lintas selat Bali ini ada sekitar 24 kejadian.
Skenario latihan, salah satu kapal penyeberangan lintas Ketapang, Banyuwangi-Gilimanuk, Bali, KMP Dharma Rucitra, seolah mengalami kebakaran di tengah Selat Bali. Basarnas dan unsur SAR lain dibantu stakeholder terkait segera melakukan upaya pertolongan.
Basarnas mengirimkan dua kapal pemadam kebakaran untuk memadamkan api. Upaya pemadaman segera dilakukan. Pada saat yang sama, TNI AL dan Polairud Banyuwangi mengerahkan Rigid Inflatable Boat (RIB) untuk melakukan evakuasi penumpang. Baik yang masih berada di dalam kapal maupun yang sudah melompat ke laut.
Salah seorang penumpang yang mengalami kondisi darurat langsung dievakuasi dengan menggunakan helikopter Basarnas. Ternyata ada salah satu penumpang yang terjun ke laut terdampar ke pantai. Namun pantai ini tidak terjangkau perahu ataupun RIB dan lokasinya terlalu jauh jika dijangkau dari jalur darat. Sehingga korban harus dievakuasi dengan helikopter.
Kusworo menambahkan, latihan ini akan dilakukan secara rutin dan berkala. Dirinya memang selalu menekankan dengan latihan seperti ini Basarnas dan unsur SAR terkait bisa selalu siap sedia menghadapi kondisi yang terburuk.
“Caranya dengan latihan ini. Tetapi kita selalu berdoa untuk mendapatkan kondisi yang terbaik,” katanya.
Berkaitan dengan musibah kapal tenggelam, menurut Kusworo, Basarnas beberapa bulan lalu telah melakukan latihan gabungan dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Latihan melibatkan kapal Basarnas yang memiliki Remotely Operated Vehicle (ROV).
Saat ini Kapal ROV milik Basarnas kemampuannya hanya untuk kedalaman 500 meter. Namun tahun ini akan di-upgrade ROV bisa mencapai kedalaman seribu meter atau satu kilometer. Kapal milik Basarnas yang dilengkapi dengan ROV ini adalah Kapal Ganesha yang saat ini ada di Jakarta.
“Itu akan meng-cover secara keseluruhan. Seandainya in case terjadi di tempat yang lain akan move kapal Ganesha itu,” ujarnya.