Tingkatkan Ekspor Kopi, Indonesia Kolaborasi dengan Kanada
Untuk mendorong peningkatan ekspor kopi, Pemerintah Indonesia berkolaborasi dengan Pemerintah Kanada melalui National Support for Local Investment Climate/National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED).
Kolaborasi Indonesia dan Kanada ini merupakan upaya sinkronisasi dalam menghubungkan petani dan sektor Usaha Kecil dan Menangah (UKM) kopi ke para pebisnis kopi besar di Indonesia.
“Dengan begitu, akan membuka peluang kerja sama dalam pemenuhan kebutuhan kopi,” ujar Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dalam National Business Meeting Ijen Coffee Market di Banyuwangi, Rabu, 20 Juli 2022.
Kegiatan itu juga dihadiri Bupati Kabupaten Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan, Transmigrasi Samsul Widodo; dan Senior Manager NSLIC/NSELRED Natalie Leonhardt.
Jerry menyebut, Kementerian Perdagangan secara aktif mendukung peningkatan ekspor kopi Indonesia. Ini dilakukan melalui kerja sama dengan kelompok produsen kopi untuk meningkatkan kapasitas ekspor melalui kombinasi lokakarya, pelatihan tatap muka dan daring, promosi eksportir UKM Indonesia dan produknya kepada pembeli potensial, pertemuan bisnis, serta berpartisipasi dalam pameran dagang internasional.
Dia menjelaskan, Indonesia memiliki peluang besar memperluas kehadirannya di pasar kopi global jika tantangan yang menghambat ekspansi bisa diatasi. Standardisasi praktik, persyaratan teknis, dan spesifikasi produk semakin penting dalam perdagangan global. Contohnya, biji kopi Indonesia mengalami hambatan masuk pasar Eropa karena tingkat residu yang melebihi batas maksimal sesuai regulasi Komisi Eropa.
“Kementerian Perdagangan siap membantu petani kopi Indonesia terkait masalah residu pestisida yang menyebabkan terhambatnya ekspor kopi Indonesia ke Eropa,” ujarnya.
Selain itu, Kementerian Perdagangan juga telah menjalin kerja sama dengan Arise Plus dan Uni Eropa untuk mempromosikan dan meningkatkan kesadaran Indikasi Geografis (IG) sebagai komponen penting dalam meningkatkan ekspor kopi Indonesia.
Nilai ekspor kopi Indonesia pada 2021 mencapai 851 juta dolar AS. Indonesia menempati posisi ke-13 sebagai negara eksportir kopi ke dunia. Nilai ekspor kopi periode Januari-Mei 2022 mencapai 394 juta dolar AS, meningkat 37 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Negara tujuan ekspor kopi Indonesia antara lain Amerika Serikat (AS), Mesir, Jepang, Spanyol, dan Malaysia
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, menyatakan, kopi tidak hanya bercerita tentang ekonomi. Tapi juga ada kreativitas di dalamnya. Bagaimana pelaku-pelaku ekonomi kreatif yang menjadikan kopi sebagai bahan dasarnya. Hal ini yang membuat Banyuwangi selama ini concern terhadap kopi.
“Banyuwangi mengembangkan komoditas kopi mulai on farm hingga off farm. Alhamdulilah selalu ada peningkatan," jelasnya.
Banyuwangi juga merupakan salah satu produsen kopi terbesar di Jawa Timur, tidak hanya kopi hasil perkebunan namun juga kopi rakyatnya. Selain itu, kopi Banyuwangi juga telah dikenal berkualitas baik jenis robusta maupun arabicanya. Luasan lahan kopi di Banyuwangi mencapai 15.141 hektare dengan panen kopi mencapai 16.000 ton.
Ipuk menyebut, sangat tepat apabila pemerintah mendorong peningkatan ekspor kopi. Saat ini, kata Ipuk, banyak permintaan dari berbagai negara terhadap kopi. Bahkan di luar negeri harga kopi sangat mahal karena pengaruh perubahan iklim.
“Sehingga kopi sangat menjanjikan menjadi komoditas ekspor," ungkapnya.
Terbaru, imbuh Ipuk, beberapa negara produsen utama kopi dunia seperti Brasil dan Kolombia menghadapi tantangan karena perubahan iklim dan cuaca ekstrem yang melanda negara-negara tersebut. Akibat dari cuaca ekstrem tahun lalu, negara-negara ini kehilangan lahan perkebunan kopi dan perlu waktu pemulihan. Harga kopi dunia pun merangkak naik.
"Maka ini peluang besar bagi petani dan UMKM kopi untuk membuat jalur pemasaran digital langsung ke berbagai negara," jelasnya.