Pemkot Surabaya Minta Warga Belanja ke Tetangga
Untuk meningkatkan perputaran ekonomi di tengah pandemi. Pasca Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah, Pemerintah Kota Surabaya meminta warga untuk melakukan gerakan gotong-royong ekonomi, yakni dengan berbelanja dan memberdayakan ekonomi warga di lingkungan tempat mereka tinggal.
Wakil Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan, gerakan gotong-royong ekonomi itu dilakukan untuk mendorong berjalannya kegiatan perputaran uang, khususnya di lingkungan pedagang terendah.
Tujuannya, agar selama pandemi pedagang kecil tidak terlalu kesulitan untuk menjual barang dagangannya. Selain itu, kegiatan gotong-royong ekonomi berbelanja ke tetangga juga salah satu langkah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar dan protokol kesehatan Covid-19 di tingkat terendah.
“Jadi, bentuknya itu salah satunya misal dengan membeli kebutuhan bahan pokok, beli galon, gas elpiji, pulsa atau servis kendaraan di tetangga kanan-kiri kita yang punya usaha itu. Itu kan juga melakukan protokol kesehatan, jadi kita tidak perlu keluar dari lingkungan tempat tinggal. Tapi kebutuhan tetap bisa terpenuhi,” kata Whisnu kepada Ngopibareng.id, Kamis 28 Mei 2020 di Balaikota Surabaya.
Whisnu mengatakan, kegiatan gotong-royong ekonomi ini sangat efektif dan baik untuk dilakukan. Menurutnya, selama pandemi roda perputaran uang bisa berjalan dari masyarakat kembali kemasyarakatan sendiri. Ini menjadi langkah untuk membantu warga terdampak. Selain itu juga meminimalisir pelanggaran PSBB jilid III di Kota Surabaya.
Ia mengatakan, penerapan gotong-royong ekonomi itu bisa efektif jika pengurus RT/RW terlibat aktif, terlebih dalam mendata dan mempromosikan usaha warga di lingkungan mereka. Sehingga semua warga di lingkungan itu mengetahui usaha tetangganya.
“RT/RW bisa mendata kan ya. Ini punya usaha apa, itu usaha apa. Nanti tinggal disosialisasikan ke warga yang lain. Akhirnya pada tahu, dan tidak perlu keluar rumah terlalu jauh untuk berbelanja,” katanya.
Advertisement