Tingkat Kedisiplinan Prokes Naik, Kondisi Jatim Mulai Normal
Operasi yustisi dan berbagai kampanye penerapan protokol kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) bersama Forkopimda Jatim, dan para kepala daerah dalam mencegah penularan virus corona atau Covid-19, berbuah hasil.
Per 5 Oktober 2020, kondisi Jatim mulai normal karena angka rate of transmission (RT) telah di bawah satu atau tepatnya 0,93 selama 14 hari. Artinya penyebaran Covid-19 saat ini telah terkendali karena dari hasil testing yang tinggi angka kasus barunya sedikit.
Utamanya penerapan operasi yustisi yang berjalan mulai 14 September telah menindak sebanyak 1.061.014 yang itu berhasil menyadarkan dan mendisiplinkan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan berupa menggunakan masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan.
“Jadi sampai dengan 4 Oktober kemarin sudah ada 1.061.014 yang ditindak. Baik itu teguran, ada yang kerja sosial dan denda administratif,” ungkap Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Tak sekadar mendisiplinkan masyarakat, operasi ini juga menindak 56 tempat usaha karena melanggar protokol kesehatan, termasuk memenjarakan empat orang pelanggar.
Di sisi lain, pendekatan humanis juga terus dilakukan. Tak hanya menindak para pelanggar prokes, Gubernur Khofifah menyatakan bahwa pihaknya juga memberikan reward atau hadiah berbasis kearifan lokal bagi warga yang patuh dalam menjalankan protokol kesehatan.
“Saat operasi yustisi, juga diberikan reward bagi yang menggunakan masker. Jadi sama-sama dihentikan di jalan, tapi yang pakai masker kita beri reward,” ujar Gubernur perempuan pertama Jatim ini.
Dirinya menjelaskan bahwa pemberian reward ini merupakan salah satu cara mengedukasi masyarakat. Terlebih memberikan reward bisa menjadi wujud apresiasi atau penghargaan pemerintah atas kepatuhan masyarakat dalam upaya penurunan penyebaran virus Covid-19.
Walau begitu, Khofifah meminta kepada seluruh masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, yakni 3M.
“Saya pesan agar tidak mengendorkan protokol kesehatan 3M, wajib pakai masker, wajib menjaga jarak, dan wajib mencuci tangan harus tetap dilakukan agar tidak ada penyebaran meski kondisi sekarang sudah melandai,” pungkasnya.
Sementara itu, prestasi Pemprov Jatim ini diapresiasi penuh oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan. Dalam arahannya, Luhut menerangkan selama ini bahwa pihaknya bersama Satgas Pusat menggunakan Operasi Perubahan Perilaku yang berbasis Artificial Intelligence atau kecerdasan Buatan untuk memonitor operasi Yustisi secara Nasional.
Dalam laporan aplikasi tersebut, Jawa Timur tercatat sebagai wilayah dengan pelaksanaan operasi Yustisi yang terbanyak dan merata hampir di semua daerah dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia. Selain itu, Jumlah keterlibatan TNI dan Polri di Jawa Timur adalah yang terbesar dibandingkan provinsi lain. Menko Luhut juga menyampaikan upaya tersebut membawa hasil yang cukup menggembirakan, laju kasus di Jatim pun cenderung flat hingga menurun.
Pada operasi yang melibatkan Satgas Pusat, TNI, Polri dan Satpol PP ini menggunakan sistem aplikasi terpadu yang berbasis laporan real time di lapangan. Melalui pelaporan secara real time, para kepala daerah diharapkan bisa memantau jalannya operasi yustisi bahkan bisa menjadikannya sebagai tolak ukur dalam meningkatkan keefektifitasan protokol kesehatan.
“Saya mohon kepada setiap Gubernur untuk bisa mengimplimentasikan sistem perubahan perilaku ini,” tuturnya.
Bahkan dirinya mendorong agar setiap kepala daerah berlomba untuk terus meningkatkan jumlah Operasi Perubahan Perilaku dimana nantinya akan ada reward kepada daerah yang terus melakukan peningkatan.
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan
#cucitanganpakaisabun