Okupansi Bed Isolasi RSSA Malang Capai 80 Persen, Efek Liburan
Direktur Utama Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, dokter Kohar Hari Santoso mengatakan, tingginya bed occupancy rate atau tingkat keterisian bed isolasi Covid-19 di RSSA Malang karena efek libur panjang akhir tahun lalu.
"Kita semua tahu posisinya, bahwa jumlah kasus meningkat karena ada liburan panjang dan lain sebagainya. Kalau seperti itu menyebabkan sumber penularan itu banyak. Jadi kita bisa maklumi bahwa saat ini kasusnya meningkat," ujarnya, pada Senin 1 Februari 2021.
Data terbaru, kata Kohar, tingkat okupansi bed isolasi di RSSA Kota Malang mencapai angka 80 persen. Tercatat saat ini jumlah bed isolasi yang dimiliki RSSA Kota Malang sebanyak 220 bed.
"Data yang disampaikan ke saya bed occupancy rate itu mencapai 80 persen," katanya.
Jika nanti kapasitas bed isolasi di RSSA Kota Malang penuh, pihaknya akan berdiskusi dengan manajemen untuk melakukan penambahan kapasitas. "Ini masih kami cek lagi. Akan kami tambah lagi ruangan sebanyak 40 tempat," ujar Kohar.
Menurut Kohar meskipun rumah sakit terus melakukan penambahan kapasitas bed isolasi. Namun, kunci penekanan angka kasus Covid-19 berada pada kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Makanya titip ke masyarakat, kita tidak bisa menyelesaikan Covid-19 dengan hanya menambah tempat tidur saja. Maskernya tolong dipakai. Cuci tangan rajin. Jangan berkerumun. Jaga imunitas, jangan begadang," tandasnya.
Melalui penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sambung Kohar, harapannya semakin meningkatkan kesadaran masyarakat terkait protokol kesehatan.
"PPKM sudah dilakukan tapi jangan sampai timbul kesan bahwa PPKM bahwa ini seolah-olah berhadapan dengan petugas sebenarnya yang dibutuhkan adalah masyarakat semua kita timbul kesadarannya untuk menjaga dirinya sendiri," ujarnya.