Timun Suri Buah Bergizi Tinggi Menu Favorit Berbuka Puasa
Timun suri, buah dengan nama latin Cucumis melo L var reticulatus Naudin ini identik dengan puasa Ramadan. Munculnya selalu bersamaan dengan bulan puasa. Tidak pada bulan yang lain.
Bagi masyarakat Jawa Barat dan Jakarta, timun suri merupakan salah satu buah yang ditunggu-tunggu dan paling populer untuk dijadikan es buah, menu buka puasa.
Buah yang berbentuk lonjong dengan warna kulit hijau kekuning-kuningan, tekstur dagingnya cenderung lembut serta mengandung banyak air.
Walau buah ini menggunakan nama timun, tapi nyatanya timun suri merupakan salah satu anggota keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae), masih satu rumpun dengan buah labu dan melon.
Rasa timun suri yang menyegarkan dan lembut dapat memanjakan lidah ketika berbuka. Selain itu rasanya yang hambar mirip alpukat, cocok jika ditambahkan dengan sirup dan susu.
Biasanya tiap menjelang bulan Ramadan, banyak dijual di pinggir jalan. Tetapi hingga H-1 hari pertama bulan puasa (versi pemerintah), Senin, 11 Maret 2024 timun suri belum terlihat.
Beberapa pedagang buah di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur menjelaskan, petani timun suri mengalami gagal panen akibat cuaca yang tak menentu serta curah hujan yang cukup tinggi.
"Petani timun suri lebih suka memasok langsung ke toko buah, karena berani membeli dengan harga lebih tinggi," ujar seorang pedagang di pasar buah Kramat Jati yang biasa dipanggil Bu Haji ini.
Ia sudah menghubungi beberapa petani timun suri di daerah Indramayu, Kuningan dan Cirebon Jawa Barat yang selama ini menjadi pelanggannya. Para petani timun suri itu menyampaikan kalau barangnya belum ada.
Timun suri yang mereka tanam rusak akibat curah hujan yang tinggi. Padahal pada bulan puasa pesanan dari daerah lain termasuk Surabaya cukup banyak, tapi tidak bisa dilayani.
Beberapa tokoh buah di Jakarta seperti Rumah Buahku, Buah Fresh Shop, Fruit Island Istana Buah, menjual timun suri per kilonya dengan harga antara Rp25 sampai Rp35.000, tergantung pada ukuran dan kualitasnya.
Selain sebagai santapan berbuka yang menyegarkan, ahli medis dan gizi dr. Patricia Lukas Goentoro menyebutkan bahwa manfaat dan kandungan gizi timun suricukup tinggi selain menyegarkan untuk berbuka.
Ia menyebut per 100 gram buah timun suri, mengandung zat gizi sebagai berikut.
Air: 96,32 gram (g)
Protein: 1,26 g
Lemak: 0,04 g
Karbohidrat: 2,09 g
Kalsium: 768 miligram (mg)
Zat besi: 0,20 mg
Serat: 0,89 mg
Vitamin C: 24,86 mg
Kalium: 1008 mg
Fosfor: 422 mg.
Sebab itu, timun suri kaya akan nutrisi sehingga cukup baik untuk kesehatan tubuh, terutama jika dikonsumsi secara rutin dan sesuai aturan.
Selama berpuasa tubuh akan kehilangan banyak cairan. Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang ini, timun suri bisa menjadi asupannya.
Mencegah sekaligus mengatasi sembelit
Manfaat timun suri yang umumnya banyak diketahui adalah dapat mencegah dan mengatasi sembelit. Sama seperti buah lainnya, timun suri mengandung serat.
Serat yang terkandung dari mentimun suri dibantu dengan konsumsi air putih yang mencukupi akan membuat feses jadi lebih lunak dan mudah dikeluarkan dari tubuh.
Jika pada saat itu sedang sembelit, mengonsumsi buah yang satu ini dengan air yang cukup bisa membantu mengatasi gejalanya.
Konsumsi serat juga bisa membantu perut kenyang lebih lama, sehingga cocok untuk orang yang sedang menjalani diet untuk menurunkan berat badan.
Timun suri mengandung vitamin C yang bertindak sebagai antioksidan. Bahan aktif pada timun suri ini memberi manfaat perlindungan yang melimpah.
Mengutip situs Mayo Clinic, antioksidan yang terkandung pada jenis vitamin ini dapat melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas.
Molekul berbahaya ini dihasilkan tubuh ketika memecah zat gizi makanan, paparan sinar matahari, atau asap rokok.
Paparan radikal bebas pada tubuh bisa menimbulkan peradangan yang dapat meningkatkan risiko banyak penyakit, seperti kanker usus, flu atau pilek, penyakit jantung, dan gangguan pada mata.
Bila asupan vitamin C setiap hari terpenuhi lewat timun suri dan buah lainnya, risiko penyakit tersebut dapat menurun.
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan ยท General Practitioner juga menyampaikan bahwa
angka Kecukupan Gizi, wanita usia 19 sampai 80 tahun membutuhkan 75 mg vitamin C per harinya. Sementara pria dengan usia yang sama membutuhkan sekitar 90 mg vitamin C per hari.
Advertisement