Timnas U-23 Buat Prestasi, Legenda Timnas Sorot Pembinaan Usia Muda
Keberhasilan Timnas U-23 Indonesia di ajang Piala Asia U-23 2024 Qatar patut di apresiasi tinggi karena sukses melampaui target masuk delapan besar serta membuat sejarah pertama kali tembus ke empat besar di ajang kelompok umur se-Asia tersebut.
Legenda Timnas Indonesia, Hanafing mengatakan, Shin Tae-Yong sebagai pelatih Timnas butuh waktu lama untuk mengangkat permainan Timnas seperti saat ini. Salah satu caranya adalah mendatangkan banyak pemain naturalisasi.
Ia menilai, banyak orang yang ingin Timnas bisa meraih prestasi dengan cepat. Dengan pemain-pemain yang ada, nyatanya naturalisasi menjadi opsi lebih baik untuk meraih prestasi dengan instan.
Cara ini dinilai tidak salah, namun pembinaan usia muda di Indonesia menjadi sorotan karena tidak banyak pemain-pemain binaan yang bisa berseragam Timnas.
"Inilah wajah sepak bola kita selalu mau instan, pengembangan pemain muda tidak sebaik Eropa. Kita lihat Eropa gampang dapat pemain senior bagus dengan usia muda karena youth development bagus. Kita hanya Soeratin, itupun bukan kompetisi tapi turnamen. Bagaimana mau dapat pemain bagus," ungkap Hanafing.
Ia pun menambahkan, PSSI telah berbenah dengan membuat Elite Pro Academy (EPA) hanya saja ini belum tertata dengan baik. Sebab, pembinaan di klub tidak berjalan baik. Lebih banyak asal comot pemain dan melakukan persiapan saat jelang pertandingan saja.
Tak hanya itu, Instruktur Pelatih PSSI itu menilai pembinaan usia muda di daerah belum berjalan dengan baik. Hal ini tak lepas dari kualitas pelatih dan ketersediaan sarana prasarana yang kurang memadai.
"Kita ke daerah pembangunan kualitas usia muda tidak standar, pelatih hanya sekadar melatih. Kalau kita lihat organisasi bermain belum tertata baik. Ini problem kualitas pelatih kita belum cukup dan kadang ikut kursus mahal," ujar mantan pemain yang membawa Timnas juara Sea Games 1991 itu.
Karena itu, ia berharap, ke depan PSSI bisa lebih serius melakukan pembinaan usia muda, pembinaan pelatih. "Bikin kompetisi bicara biaya, kalau mau bagus ya memang butuh biaya. Maka carilah sponsor. Jangan kita setiap tahun naturalisasi, berarti pembinaan usia muda kita mati. Ini harus dibenahi," pungkasnya.
Advertisement