Timnas Maroko Peluk Ibu Disamakan dengan Monyet, Ini Faktanya
Video penggalan adegan seorang penyiar di televisi sedang menunjukkan foto tiga ekor monyet sedang berpelukan, viral di media sosial. Diketahui, dia adalah penyiar di salah satu televisi swasta di Denmark, dan sedang membicarakan selebrasi pemain Maroko yang berpelukan dengan ibunya, di dalam lapangan.
Kronologi Peristiwa
Dikutip dari Doha News, stasiun televisi TV2 sedang membicarakan tentang tim nasional Maroko di Piala Dunia Qatar. Pembawa acara bernama Soren Lippert kemudian memegang foto monyet ketika membicarakan tentang selebrasi pemain Maroko dengan memeluk ibu mereka.
Di sisi lain, selebrasi yang tak umum di mata Barat itu mendapat respons positif dari dunia.
Kontan tindakan pembawa acara tersebut mengundang banyak kritik. "Sangat memalukan, TV Denmark menyamakan pemain Maroko memeluk ibunya, dengan monyet. Sejumlah media bahkan telah melempar kritik pada Qatar terkait hak asasi manusia," cuit analis politik, Andreas Krieg, dikutip pada Minggu 18 Desember 2022.
Sementara menurut jurnalis berdarah Afrika-Afghanistan, Emran Feroz, hal itu menunjukkan rasisme yang ada di antara warga Eropa. "Mereka menyebut ini lelucon, namun sebenarnya mereka telah membuat lelucon yang menjijikkan, dan sekarang seluruh dunia menertawakan kelakuan mereka," katanya.
Rasisme di Televisi
Doha News menyebut insiden ini bukan yang pertama muncul, selama Piala Dunia Qatar, pertama kali berlangsung di negara Muslim.
Sebelumnya, media Barat yang lain menunjukkan karikatur tim Maroko sedang berkendara motor dan mencuri tropi Piala Dunia dari Gianni Infantino. Karikatur yang banyak disebut mengandung stereotip Eropa atas Afrika Utara, sebagai bangsa kriminal.
Selain itu, salah satu pembaca acara di televisi Jerman juga menuai kritik setelah membandingkan Timnas Maroko dengan ISIS. Ia menunjukkan foto tiga pemain Timnas Maroko sedang merayakan kemenangan dengan mengangkat jari telunjuk ke atas. Simbol umum yang banyak digunakan komunitas Muslim ketika menunjuk kepada Allah yang satu.
Namun pembawa acara itu justru menyebut jika pemain itu sedang melakukan selebrasi gaya ISIS. "Ini selebrasi yang didadopsi dari ISIS. Pemain sering melakukannya setelah menang. Belum jelas apakah pemain dari Maroko paham tentang gesture ini," kata pembawa acara tersebut.
Tayangan yang muncul online itu pun seketika banyak dihujat dan menyebut jika Maroko sedang diserang ujaran rasisme.
Piala Dunia Qatar
Piala Dunia Qatar sendiri adalah yang pertama kali dilakukan di nagara Arab Muslim. Kesempatan ini banyak digunakan penonton untuk menyampaikan dukungan untuk Palestina.
Piala Dunia ini juga mencatatkan sejarah baru bagi timnas dari negara Afrika, Maroko yang sukses hingga ke semifinal.
Advertisement