Tim SAR Optimis Temukan CVR, 76 Kantong Mayat Dievakuasi
Tim SAR optimis bagian dari kotak hitam pesawat Sriwijaya Air, yakni cockpit voice recorder (CVR) bisa ditemukan hari ini, menyusul ditemukannya flight data recorder (FDR) pada Selasa, 12 Januari 2021.
Deputi Operasi Basarnas Brigjen TNI Rasman mengatakan CVR tersebut diyakini lokasinya tidak jauh titik ditemukannya FDR.
"DVR dan CVR itu terakit dalam black box. Saat pesawat Sriwijaya Air SJ182 jatuh, dua alat penting untuk mengungkap penyebab kecelakaan itu terpisah. Insya Allah hari hari ini DVR dan CVR sudah bisa disandingkan," kata Rasman di Posko Gabungan Basarnas Dermaga IJCT Tanjung Priok Rabu, 13 Januari 2021.
Menurut Rasman, dalam operasi SAR gabungan yang dikoordinasikan oleh Basarnas, pencarian penumpang Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, tetap menjadi fokus dan prioritas utama di samping mencari bangkai pesawat yang naas tersebut.
Jenderal berbintang satu, menyebut, sampai hari kelima tim SAR telah mengevakuasi 76 kantong mayat, 27 kantong berisi properti pesawat dan barang barang milik korban dan bagian dari black box berupa FDR.
Kekuatan tim yang diturunkan hari ini hampir sama dengan yang kemarin, 54 kapal, 6 pesawat dan tiga ribu personel, termasuk penyelam TNI AL yang kemarin berhasil mengangkat kotak hitam.
"Kami mohon doa restu kepada seluruh masyarakat Indomesia semoga operasi kemanusiaan dapat berjalan dengan baik," kata Rasman.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahyanto sebelumnya) mengatakan tugas Basarnas belum selesai, meskipun FDR (flight data recorder) pesawat Sriwijaya Air SJ182 sudah ditemukan.
Basarnas harus menuntaskan pencarian penumpang pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan.
Pernyataan Panglima TNI ini disampaikan waktu menerima penyerahan black box dari penyelam TNI AL di Posko Gabungan Dermaga JICT2 Tanjung Priok Jakarta, Selasa 12 Januari 2021.
Kata Panglima, meskipun yang ditemukan baru satu yakni FDR (flight data recorder), namun Panglima mengapresiasi kerja keras dan Tim SAR dalam mengevakuasi korban maupun pencarian black box.
Kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ182 kemudian diserahkan kepada Kepala Basarnas Marsmadya Bagus Puruhito.
FDR (flight data recorder) tersebut oleh Kabasarnas diserahkan kepada Ketua Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) Soeharyo Tjahjono untuk diselidiki. Ia minta waktu dua sampai tiga hari untuk memastikan rekaman dalam black box itu masih dalam keadaan baik atau rusak.
"Saya minta dua sampai tiga hari, mudah-mudahan kota hitam kondisinya baik, supaya kita bisa mendengarkan percakapan pilot dengan menara oengawas sebelum Pesawat Sriwijaya Air jatuh," kata Tjahjono.
Advertisement