Tim Robot Untag 'Politag Pro' Rancang Robot Budaya Mongolia
Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Fakultas Vokasi Program Studi Manufaktur berhasil menciptakan inovasi robat yang merepresentasikan budaya Mongolia. Itulah Sang Urtuu Agung penyebar pengetahuan. Robot inilah yang mengantarkan Untag membawa pulang juara 1 tingkat Regional IV yang disebut dengan Politag Pro.
"Saya tim sangat bangga dengan mencapaain yang kami raih, apalagi saingan cukup berat ada tim dari ITS Surabaya dan PENS Surabaya," ungkap Ketua tim Politag Pro, Astra Nico Prasetyo. Rabu, 22 Mei 2019.
Astra, sapaan akrabnya, menjelaskan, proses pembuatan desain robot Politag Pro sempat mengalami kesulitan dengan tiga kali perubahan dari sisi keseimbangan dan kecepatan.
"Robot ini di desain dengan sensor program otomatis yang memiliki rintangan saat pertandingan antara lain melewati jalur zig zag, polisi tidur, melewati sungai dan juga gunung," jelas Astra saat ditemui di halaman graha Wiyata Untag.
Mahasiswa semester 4 D3 Teknik Manufaktur ini mengungkapkan, robotnya yang sudah dirancang ini, saat diatas gunung mampu mengangkat gerege dengan hanya membutuhkan waktu 20 sampai 25 detik.
"Itu ada yang 17, ada yang diatas 25 detik selesai. Untuk ke depannya kami target 20 detik selesai," imbuhnya.
Astra menambahkan, meskipun kecepatan robotnya bukan paling cepat, tapi Politah Pro hampir tak mengalami error maupun macet ketika kompetisi berlangsung. Selain itu, keseimbangannya pun sesuai dengan rule yang ditetapkan oleh panitia.
Ditemui ditempat yang sama, Dimas Aditya Putra Wardhana selaku dosen pembimbing dalam perancangan robot ini menuturkan, dalam kompetisi ini setiap tim harus membuat dua robot yang akan berlomba melakukan estafet membawa gerege.
"Robot kami memiliki keunggulan robot seperti kuda yang memiliki kaki. Sementara, tim lainnya memakai diesel seperti kereta api," kata Dimas Aditya Putra Wardhana.
Tambahnya, kompetisi ini merupakan Kompetisi Aburobocon tingkat internasional yang tahun ini diadakan di Mongolia. Tapi satu negara harus mengirimkan satu perwakilan, sehingga Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan dan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi melakukan seleksi secara nasional. Jadi setelah ini Untag akan bersaing secara nasional agar bisa ke Mongolia mewakili Indonesia. (pts)
"Robot kami memiliki keunggulan robot seperti kuda yang memiliki kaki. Sementara, tim lainnya memakai diesel seperti kereta api," kata Dimas Aditya Putra Wardhana.