Tim Riset Optimis Vaksin Merah Putih Ampuh Lawan Omicron
Varian baru Covid-19 Omicron sangat cepat penyebarannya, sehingga menyebabkan terjadinya lonjakan kasus di beberapa negara, termasuk di Indonesia. Percepatan vaksinasi pun dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi situasi buruk pada masyarakat.
Berbagai vaksin terus didatangkan pemerintah untuk mempercepat vaksinasi. Di tengah itu, Tim Riset Pengembangan Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) Surabaya terus melakukan persiapan terakhir melalui uji klinis terhadap manusia.
Koordinator Produk Riset Vaksin Merah Putih Unair, Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih optimis vaksin yang tengah dikembangkan ini mampu meningkatkan antibodi manusia dalam menghadapi varian Omicron.
Ia menjelaskan, tim telah melakukan berbagai uji tantang mulai dari varian pertama Wuhan sampai terakhir varian Delta yang keganasannya paling berbahaya dibanding Omicron maupun varian lain.
Ia mengungkapkan saat kasus Covid-19 varian Delta, tingkat efikasi yang terdapat pada vaksin jenis yang sudah ada memang menurun 10 hingga 15 persen, namun masih di angka lebih dari 50 persen.
"Nah kami sudah uji tantang hingga delta, kalau analoginya jika (vaksin) lain turun (efikasinya) di delta tapi masih (dinilai bagus) efikasinya. Apalagi kita yang uji tantang sudah di delta, kami optimis kalau delta saja kami mentolerin dengan vaksin ini. Insya Allah yang varian omicron bisa. Karena omicron ini kan menularnya cepat, tapi keparahannya tidak separah delta," jelasnya.
Walau optimis lebih ampuh melawan Omicron, Guru Besar yang juga Wakil Rektor I Unair itu mengaku, tim akan melakukan uji tantang terhadap varian Omicron yang sudah ada di labolatorium Institute of Tropical Disesase (ITD) Unair.
Sementara itu, berdasar hasil uji pre klinis terhadap hewan makaka, Nyoman mengaku, jika efikasi Vaksin Merah Putih sangat baik mencapai 98 persen.
"Efikasinya terhadap hewan karena belum diuji ke manusia itu hasilnya bagus mencapai 98 persen. Ini hasilnya yang sudah diproduksi oleh Biotis juga bagus untuk uji klinis pada manusia. Semoga uji klinis ini bisa berjalan lancar," pungkas Nyoman.