Tim PKM ITS Kembangkan Sepeda Ramah Lingkungan, MEL-BIKE
Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mencoba merancang sepeda listrik yang ramah lingkungan bernama Mecha-Electric Bike (MEL-BIKE).
MEL-BIKE merupaka kreasi tiga mahasiswa Departemen Fisika ITS yakni Muhammad Rizqi Mubarok (angkatan 2016), Misbachul Falach (angkatan 2016), dan Pramitha Yuniar (angkatan 2017).
Ide brilian ini pun berhasil lolos melenggang ke pentas Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-32 tahun 2019 di Bali nanti. Barok, sapaan akrab Muhammad Rizqi Mubarok selaku ketua tim PKM ini mengatakan, ide MEL-BIKE ini mereka tuangkan ke dalam PKM Karsa Cipta (KC). Barok dan timnya pun perlu membuat prototipe MEL-BIKE seapik mungkin.
"Sepeda ini dapat dijalankan dengan dua sistem yakni, gabungan sepeda mekanik (kayuh) dan elektrik (motor) lewat perantara switching (saling berganti). MEL-BIKE diciptakan tidak hanya sebagai sepeda listrik yang dapat dikayuh, namun juga hasil kayuhan sepedanya dapat menjadi pengisi daya baterai sepeda ini," terang Rizqi Mubarok.
Lalu ketika pengendara letih, lanjut Barok, dapat mengganti ke fitur motor listrik dengan cara di-switch agar dapat digunakan seperti motor pada umumnya. Dibandingkan sepeda listrik MIGO, MEL-BIKE milik tim ini memiliki kelebihan tersendiri.
“Jadi di sini, ada energi daur ulang yang dapat dimanfaatkan lagi yaitu, kayuhan sepeda dari penggunanya," ujar Barok.
Dengan penumpang berbobot 60 kilogram, MEL-BIKE bisa bergerak selaju 30 kilometer per jam. Sepeda ini dapat diisi baterainya dari keadaan kosong hingga penuh dalam waktu kurang lebih 37 jam. Namun tak perlu risau, pasalnya baterai motor MEL-BIKE juga dapat diisi melalui port charger ke stop kontak. Selain itu, sepeda listrik ini juga menyediakan USB charger untuk memudahkan mengisi daya HP saat berkendara dengan sepeda ini.
Untuk prototipenya sendiri, Barok bersama timnya telah masuk ke tahap pembuatan cover guna menutupi komponen listrik yang ada. Selanjutnya, tim Barok ini optimistis agar dapat menggunakan MEL-BIKE dalam perkuliahan mereka di ITS nantinya. Hingga nanti dapat digunakan oleh masyarakat luas.
Barok menceritakan, pembuatan sepeda MEL-BIKE ini ternyata terinspirasi dari kondisi polusi di Indonesia, khususnya Jakarta yang saat ini dinobatkan sebagai salah satu kota dengan polusi udara terparah di dunia. Barok tidak ingin nantinya ada kota lain yang bernasib sama, khususnya Surabaya.
“Melihat hal tersebut sudah saatnya masyarakat dan pemerintah harus mulai serius beralih menggunakan kendaraan berbahan bakar ramah lingkungan seperti MEL-BIKE kami,” tandasnya.