Tim Pincang akibat Covid-19, Aji Minta Evaluasi Liga 1 di Bali
Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso mengusulkan kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 2021/2022 untuk melakukan evaluasi pelaksanaan seri keempat di Bali.
Usulan itu disampaikan mengingat saat ini puluhan pemain dan official tim dari berbagai klub Liga 1 dinyatakan terpapar virus corona atau Covid-19. Apalagi, Bali saat ini juga terjadi lonjakan kasus Covid-19.
Mantan Pelatih Persela Lamongan itu mengaku, ada dua aspek yang bisa dijadikan pertimbangan. Yakni aspek kualitas kompetisi dan keadilan. Ia melihat, dengan banyaknya pemain yang terpapar Covid-19 kualitas permainan baik pribadi pemain maupun secara tim akan menurun.
"Menurut saya, oke di aturan tim bisa main dengan 14 pemain. Tapi ini menurut saya harus di evaluasi. Apabila ada tim maksimal 5 pemain kena positif harus ditunda. Kenapa? Kita jaga kualitas kompetisi, kualitas main turun maka beda dengan tim komplit. Dengan tidak adanya pemain inti sulit," ungkap Aji, Sabtu 5 Februari 2022.
Sedangkan aspek kedua adalah keadilan. Ia menilai, tidak adil jika ada tim yang dapat tampil penuh melawan tim tampil pincang diakibatkan pemainnya tak lengkap lantaran Covid-19. "Itu terjadi ketika Persikabo melawan Bali United, gak ada 9-10 pemain dipaksakan main. Akhirnya Persikabo jadi bulan-bulanan ini gak fair," imbuhnya.
Kondisi tersebut, aku Aji, tidak hanya dirasakan oleh Persikabo, dirinya juga sempat merasakan hal serupa dengan Persebaya sebelumnya. Begitu juga dengan tim lain seperti Persela Lamongan dengan 12 pemainnya terpapar, lalu beberapa pemain inti Persija Jakarta yang juga terpapar.
Ia pun mendukung jika kompetisi harus tetap berjalan dan dituntaskan, namun ia meminta PSSI dan PT LIB untuk melihat situasi yang ada saat ini. Klub pun, aku Aji, sudah melakukan antisipasi agar tidak terpapar Covid-19. Nyatanya, masih banyak yang terpapar.
"Kalau antisipasi sudah tapi kami tidak tahu datangnya virus. Sekarang 3 pemain positif Samsul, Hidayat dan Tama. Mereka pakai masker, tak ada kerumunan, tapi masih positif. Ini harus jadi perhatian. Kami nyaman di Bali tapi banyak yang kena covid. Ini harus jadi pertimbangan mencari solusi," pungkasnya.