Tim NU Peduli Datang di Sulteng, Warga Lolu Sambut Ceria
Desa Lolu, sebuah desa di Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Matahari terasa menyengat saat Tim NU Peduli menuju desa ini, siang itu.
Dari Posko Induk NU Peduli di Perumahan Tawanjuka Emas, Kota Palu, perjalanan ke Lolu memakan waktu setengah jam. Rusaknya jalanan akibat gempa akhir September lalu, memperlambat laju kendaraan yang memasuki desa tersebut.
Beberapa kali mobil yang membawa Tim NU Peduli Sulteng, harus berjalan perlahan-lahan, melintas di atas jalan yang rusak, yang retak. Retakan jalan terutama karena amblasnya tanah di sekitar ruas jalan.
Memasuki ujung desa, suasana terasa sejuk. Sisa hujan sesaat yang terjadi siang itu, mengurangi rasa panas yang menyengat. Jalan yang kami lewati juga telihat basah.
Tujuan penyaluran NU Peduli hari itu adalah Pos 7 NU Peduli yang terletak di tengah desa. Tiba di titik yang dituju, Tim NU Peduli dibantu warga setempat segera menurunkan barang-barang bantuan. Tak sedikit anak-anak pengungsian pun turut membantu menurunkan beras, mi instan dan minyak goreng yang dibawa Tim. Keceriaan dan raut bahagia terpancar dari wajah mereka.
Anak-anak pun turut membantu menurunkan bantuan.
“Ini sumbangan warga NU Kudus Jawa Tengah yang menyalurkan bantuan melalui NU Peduli Sulawesi Tengah,” kata Idris Akhmadi, relawan NU Peduli, pada ngopibareng.id, Kamis 11 Oktober.
“Ini sumbangan warga NU Kudus Jawa Tengah yang menyalurkan bantuan melalui NU Peduli Sulawesi Tengah,” kata Idris Akhmadi, relawan NU Peduli.
Imran Latjedi, warga desa setempat mengatakan, di Pos 7 NU Peduli terdapat 230 KK atau 670 jiwa warga pengungsi. Secara keseluruhan, ada tujuh titik pengungsian di Desa Lolu. Warga selain mendirikan tenda pengungsian di dalam desa, juga ada yang mengungsi ke desa lain. Jumlahnya mencapai 1500 orang.
Menurut Imran, akibat gempa bumi terjadi, ada 21 orang yang meninggal di desa ini. Hingga hari ini, warga masih belum beraktivitas. Rusaknya saluran air menimbulkan matinya aliran air yang mereka andalkan untuk mengaliri lahan pertanian.
Siang itu, Rabu (10/10), sebelum Tim NU Peduli meneruskan perjalanan ke titik lainnya, warga Desa Lolu kompak meneriakkan, "Terima kasih, NU." (adi)