Tim Mawar Tak Ada dalam Kerusuhan 22 Mei, Ini Penjelasan Moeldoko
Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko meminta istilah 'Tim Mawar' tak lagi digunakan terkait aksi kerusuhan terjadi pada 21-22 Mei 2019 lalu. Bekas Panglima TNI ini pun meminta agar tidak lagi menyebut kelompok 'Tim Mawar' dalam rangkaian kerusuhan yang terjadi si sekitar gedung Bawaslu, Jakarta, itu.
"Sebenarnya jangan bicara 'Tim Mawar' lagi, karena 'Tim Mawar' (itu) dulu. Mereka-mereka bagian-bagian dari 'Tim Mawar' yang dulu. Hanya dikatakan 'oh Tim Mawar'. Tapi sesungguhnya dalam kerusuhan sekarang ini tidak ada 'Tim Mawar'," kata Moeldoko di kantornya, di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 12 Juni 2019.
Tim Mawar dahulu merupakan sebuah tim kecil di dalam Kopassus, yang bertugas saat kerusuhan 1998. Namun Moeldoko menegaskan, tim itu kini sudah tak ada.
Ia juga mengaku tak mengetahui secara pasti apakah mantan anggota 'Tim Mawar' terlibat secara perorangan dalam kerusuhan itu.
Moeldoko pun memilih untuk menyerahkan hal ini pada penyelidikan kepolisian. "Kalau perorangannya kita enggak tahu, nanti polisi yang lebih tahu dari hasil penyidikan," ungkapnya.
Oleh karena itu, Moeldoko meminta agar istilah 'Tim Mawar' tak lagi digunakan dalam kerusuhan 21-22 Mei lalu. Ia khawatir istilah tersebut justru akan membuat situasi semakin rancu.
"Jangan lagi menyebut Tim Mawar, nanti merancukan situasi," kata Moeldoko.
Dalam laporan Majalah Tempo edisi 10 Juni 2019 berjudul "Tim Mawar dan Rusuh Sarinah", salah seorang mantan anggota Tim Mawar diduga terkait dengan aksi kerusuhan tersebut.
Dia juga disebutkan berada di sekitar Gedung Bawaslu saat kerusuhan. Nama Tim Mawar dikenal sebagai sebuah tim dalam Kesatuan Kopassus Grup IV TNI AD.
Tim ini disebut melakukan penculikan aktivis dalam tragedi 1998. Mantan Komandan Tim Mawar Mayjen TNI (Purn) Chairawan Kadarsyah menegaskan dirinya tak terlibat dalam peristiwa kerusuhan 21-22 Mei 2019.
Maka dari itu, ia keberatan akan laporan Majalah Tempo terkait kerusuhan tersebut. Ia sudah melaporkan Majalah Tempo ke Dewan Pers dan berencana melaporkan ke Bareskrim Polri. (ant)
"Sebenarnya jangan bicara 'Tim Mawar' lagi, karena 'Tim Mawar' (itu) dulu. Mereka-mereka bagian-bagian dari 'Tim Mawar' yang dulu. Hanya dikatakan 'oh Tim Mawar'. Tapi sesungguhnya dalam kerusuhan sekarang ini tidak ada 'Tim Mawar'," kata Moeldoko.
Advertisement