Petani Lamongan Gelisahkan Tikus
Serangan hama tikus membuat kalang kabut petani di Kabupaten Lamongan. Beberapa kali menebar benih padi selalu hancur dikerat tikus.
Beberapa wilayah yang saat ini terserang hama tikus yaitu Sekaran, Maduran, Pucuk dan Babat. Saat memulai menanam padi diawal musim penghujan selalu gagal karena di makan tikus.
"Sudah dua kali menebar benih, namun saat tanaman mulai truncup (tumbuh) langsung habis di gerogoti tikus, " ujar Sulkan petani asal Desa Porodeso, Kecamatan Sekaran, Rabu 9 Januari 2019.
Padahal saat menebar benih dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Belum lagi hitungan tenaga dan waktu yang terbuang.
Untuk menanggulangi serangan tikus agar tidak merusak benih dan tanaman padi sebagian petani menggunakan cara memagari lahan pertanian mereka dengan plastik atau seng. Namun tidak semua petani menerapkan cara ini karena biayanya cukup mahal.
"Harus mengeluarkan dana tambahan jutaan rupiah untuk memagari sawah agar tidak diserang tikus," tambah Taufik petani asal Desa Ngambek, Kecamatan Pucuk.
Pagar dari plastik maupun seng dipasang menutupi area sawah. Untuk pagar dari plastik setiap satu hektar modalnya Rp1,5 juta hingga Rp2 juta. Sedang pagar dari seng lebih mahal lagi. Untuk membuat pagar dilahan 1 hektar biayanya Rp 7-8 juta.
"Kalau pagar plastik biasanya hanya untuk sekali pakai dari tanam hingga panen. Sedang untuk pagar seng bisa digunakan bertahun-tahun. Tergantung pada anggaran yang dimiliki," ungkap Taufik lagi.
Selain menggunakan pagar, tak sedikit petani yang menggunaksn cara ektrem untuk menghalau tikus yaitu dengan memasang kawat listrik diarea persawahan. Cara ini cukup membahayakan karena sudah korban tewas akibat tersengat aliran listrik enghalau tikus itu.(tok)
Advertisement