TikTok Shop Dihapus, Praktisi Beri Solusi Para Seller di Surabaya
Ditutupnya TikTok shop membuat para penjual online yang biasanya fokus berjuakan di platform tersebut harus mencari solusi lain. Begitu pula yang dilakukan praktisi media sosial management dan marketing service Merlianny Effendi.
Founder M.E. Social Media Management & Marketing Service ini menyebut masih ada beberapa cara yang bisa dilakukan seller ketika TikTok shop diutup. Menurutnya, berjualan di TikTok masih bisa dilakukan seperti biasanya, tapi memang buruh penyesuaian.
"Para seller masih bisa membuat
konten dan live streaming, karena hal ini masih jadi bagian dari TikTok sebagai media sosial," katanya.
Merlianny menggungkapkan, salah satu penyusuaian yang bisa dilakukan dengan sistem baru ini adalah pengalihan transaksi.
"Hal yang membedakan adalah saat penjualan berlangsung, check out pembelian bisa dilakukan melalui cara lain atau membuat landing page di e-commers," paparnya.
Tambahnya, banyak yang seller yang ia handle mengalami syok berat. Tapi hal tersebut tidak berlangsung lama karena strategi baru harus dibuat dan bisnis harus tetap dijalankan.
"Secara bisnis, syukurnya kami punya banyak service sehingga tidak berdampak signifikan karena bisa dioper ke layanan lain tapi secara bisnis klien pasti efeknya ada apalagi yang omsetnya tiga digit ke atas (di platform TikTok) otomatis mendadak angkanya tidak ada,” paparnya menjelaskan.
Perempuan yang menekuni bidang industri kreatif ini menyebut, secara lini bisnis TikTok shop sebagai social commerce tidak memberikan dampak signifikan kepada para klien yang menggunakan aplikasi tersebut setelah mendirikan penjualan di e-commers lain.
"Banyak seller yang midsetnya Tiktok itu manambah market bukan satu-satunya market. Jadi ketika keranjang kuning tidak aktif fasilitas yang kami berikan bisa dikonversikan ke servis layanan lainnya. Istilahnya, kami tidak langsung goyang,” jelasnya.
Meski demikian, hal lain juga dirasakan Merlianny saat berhadapan dengan klien atau para seller yang baru menjajal TikTok Shop. Jelas saja, peraturan baru dari social commerce ini disebut sangat berdampak.
"Kalau untuk brand baru dan baru mencoba e-commerce di TikTok sangat berpengaruh. Bahkan, ada yang dua bulan tiga bulan gabung TikTok tentu berdampak. Kami sudah tawarkan alternatif, tetapi masih menunggu owner bisnisnya lebih siap yang mana,” terangnya.
Ke depan, ia berharap masih menunggu keputusan pemerintah tentang kebijakan lanjutan platform TikTok. Ia mengaku tetap optimis para seller dapat beradaptasi dan menemukan solusi penjualan.
"Pasar digital tidak akan pernah mati, tapi bentuk platformnya saja yang mungkin berbeda. Tetapi, saya yakin ilmu marketing yang sudah lama ada pasti tetap terpakai," tandasnya.