Tiktok Digandeng 2 Perusahaan AS, Bytedance Dapat Saham Terbanyak
Tiktok telah resmi bekerjasama dengan dua perusahaan Amerika Serikat, Oracle dan Walmart. Mereka sepakat mendirikan Tiktok Global, perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat. Meski begitu, pemilik Tiktok asal China, Baytedance, mengaku masih memiliki saham mayoritas mencapai 80 persen, sementara sisanya dibagi antara Walmart dan Orcale.
Hal itu disampaikan perusahaan asal China, dalam keterangan tertulisnya, pada Senin, 21 September 2020. Tiktok Global juga berencana segera turun di pasar saham (IPO) Amerika Serikat. Susunan direksi Tiktok Global akan diduduki oleh pendiri Bytedance, Zhang Yiming dan jajaran direksi yang sudah ada, termasuk juga CEO Walmart.
Bytedance melanjutkan, agar bisa "listing" di AS, maka perusahaan tersebut harus bisa memenuhi syarat tata kelola perusahaan dan transparan.
Pernyataan tersebut untuk menanggapi rumor bahwa Tiktok Global akan dimiliki oleh investor AS sebagai pemegang saham utama dan ByteDance akan kehilangan kendali atas aplikasi media sosial populer tersebut.
Pada saat yang sama, Bytedance juga tidak akan memindahkan algoritma sebagai tekonologi orisinalnya kepada Oracle yang akan bertindak sebagai partner teknologi terpercaya sesuai kesepakatan. Perusahaan database asal AS ini hanya mendapatkan otoritas memeriksa kode keamanan Tiktok di AS.
"Hal itu menjadi kelaziman yang dicapai bagi perusahaan multinasional yang menghadapi masalah keamanan data penduduk lokal di AS," demikian Bytedance dikutip media resmi China, Selasa pagi.
Menanggapi laporan media bahwa Tiktok menyiapkan dana pendidikan sebesar 5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 75 triliun, Bytedance mengaku tidak mengetahui rencana tersebut. Namun pihaknya berjanji akan mengabdikan diri untuk bidang pendidikan, termasuk bekerjasama dengan mitra dan pemegang saham dalam merancang kelas daring yang didukung oleh sarana kecerdasan buatan dan video.
Kesepakatan itu juga sesuai perintah AS agar China menjual kepemilikan saham Tiktok yang telah memiliki 100 juta pengguna di AS daripada harus dilarang total beroperasi.
Sebelumnya, kesepakatan yang melibatkan Oracle dan Walmart tersebut terjadi setelah Departemen Perdagangan AS menunda penutupan akses unduhan Tiktok, pada Minggu 20 September 2020. (Ant)