Tiket Masuk Surga, Mencintai dan Meneladani Orang Saleh
“Orang-orang saleh merupakan lentera alam yang mampu menerangi semesta sepanjang sejarah peradaban manusia”. Demikian Ustadz Ilham Zubair Nawawie, mengawali tausiyahnya.
“Keluhurun budi pekertinya mampu menerangi kegelepan suasana yang nyaris menjadi gelap gulita akibat kebobrokan ulah dan dekadensi moral yang dilakukan oleh manusia,” tutur juru dakwah dari Wiyung Surabaya ini.
Untuk memperjelas masalah tentang orang-orang saleh, berikut pesan kebenaran Islam selengkapnya:
Kelembutan tutur bahasa dan wejangannya merupakan obat mujarab bagi setiap penyakit hati yang berjangkit pada setiap jiwa manusia.
"Berdasarkan hadits tersebut, jika orang yang kita cintai adalah orang-orang sholeh, maka kelak kita akan dikumpulkan oleh Allah bersama dengan mereka di surga."
Sungguh agung anugrah Allah yang karuniakan kepada para sholihin, bahkan dengan sekedar mencintainya, sekalipun kita tidak pernah bertatap muka dengannya, itu merupakan salah satu tiket masuk surga. Sebagaimana hadits yang didawuhkan oleh Sahabat Ibnu Mas'ud r.a.:
جاءرجل الى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: يارسول الله كيف تقول في رجل احبّ الى قوم ولم يلحق بهم؟ فقال رسول الله عليه وسلم: المرءمع من احبّ (متفق عليه)
"Ada seorang datang kepada Rasullah dan bertanya, Wahai Rasulullah, bagaimana pandangan panjenengan tentang seseorang yang mencintai suatu kaum, tetapi dia belum pernah bertemu dengan mereka? Jawab Rasulullah saw. Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya (di akhirat kelak)" Muttafaq Alaih.
Berdasarkan hadits tersebut, jika orang yang kita cintai adalah orang-orang sholeh, maka kelak kita akan dikumpulkan oleh Allah bersama dengan mereka di surga.
Di tengah-tengah hiruk pikuk dan carut marut kondisi alam akibat ulah manusia yang sudah melenceng jauh dari rambu-rambu syariat seperti saat ini, alangkah baiknya jika kita membaca sejarah, menelaah, dan berusaha meneladani orang-orang saleh terdahulu.
Sehingga hati kita akan tergerak untuk mencintai mereka, dan pada akhirnya termotifasi untuk meneladani dan mencontoh keluhuran prilaku dan budi pekerti mereka.
Memang tidak mungkin jika kita meneladani dan mencontoh prilaku orang-orang sholeh secara totalitas. Namun bukan berarti harus kita tinggalkan secara totalitas. Sebagaimana kaedah yang menyatakan:
مالايدرك كله لايترك كله
"Sesuatu yang tidak bisa dicapai secara keseluruhan, janganlah ditinggalkan secara keseluruhan".
Jadi, kita teladani mereka sebatas kemampuan dan kapasitas kita.
Ada banyak orang-orang sholeh yang patut kita teladani, diantaranya Kanjeng Rasul, para sahabat, tabiin, salafus shaleh dan yang lain.
Kita patut meneladani kerinduan Imam Bushiri kepada Rasulullah yang sampai mengakibatkan kebutaan dikarenakan seringnya menangis sebab ingin bertemu pujaan hatinya, yaitu Rasulullah.
Kita juga patut meneladani mujahadah Imam Ghazali yang menjadi tokoh sufi serta mampu menorehkan karya-karya emas yang menjadi rujukan umat islam dibelahan bumi.
Kita pun patut untuk meneladani segenap muassis jam'iyah kita, utamanya Hadlratussyaikh KH.M.Hasyim Asy'ari yang telah berjuang dan berhasil menjadikan NU sebagai wadah untuk melestarikan ajaran ahlussunnah wal jamaah yang kini menjadi organisasi dan rumah besar kita bersama.
Wallahu a'lam bisshawab.
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
اللهم صل على سيدنامحمد (adi)
Advertisement