Tiga Waktu Tidur Dibenci Allah Ta'ala, Berakibat Dijauhi Rezeki
Agama Islam telah mengatur segala perkara, termasuk waktu tidur. Jadi sebagai umat Islam, wajib tahu waktu tidur yang dibenci Allah Ta'ala.
Mengapa waktu tidur perlu diperhatikan? Hal ini karena tidur yang baik akan membawa kebaikan pula.
Sebaliknya, tidur di waktu yang dilarang Allah SWT bisa mendatangkan keburukan.
Dilarangnya tidur pada waktu tertentu ini tidak dilakukan tanpa alasan. Ada beberapa hadits yang menjadi dasar hukumnya.
Waktu Tidur yang Dibenci Allah Ta'ala
Tidur memang menjadi aktivitas yang dibutuhkan oleh setiap manusia sebagai cara untuk beristirahat dari lelahnya rutinitas.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
“Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan supaya kamu bersyukur,” (QS. Al-Qashahs: 73).
Namun, umat Islam perlu memperhatikan waktu tidurnya karena ada beberapa waktu tidur yang dibenci Allah Ta'ala, sehingga sebaiknya dihindari.
Berikut waktu tidur yang dibenci Allah SWT beserta penjelasannya dalam agama Islam.
1. Tidur Setelah Shalat Subuh
Salah satu waktu tidur yang dibenci Allah SWT adalah tidur usai menunaikan Shalat Subuh atau Haylulah.
Kata Haylulah sendiri diambil dari kata hala yahulu haulan yang bermakna mencegah atau menghalangi.
Meskipun biasanya waktu pagi hari usai Subuh ini terasa nyaman untuk kembali berbaring di tempat tidur, tetapi sebaiknya menghindarinya.
Pasalnya, tidur setelah Shalat Subuh dapat mengurangi produktivitas karena bangunnya nanti akan terlalu siang, serta menghalangi datangnya rezeki di pagi hari.
Padahal Rasulullah SAW telah berdoa kepada Allah SWT untuk umatnya seperti dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya,” (HR. Abu Dawud).
Dalam riwayat lainnya, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila engkau telah selesai Shalat Subuh janganlah kamu tidur tanpa mencari rezeki,” (HR. Thabrani).
Sementara dalam kitab Madarijus Salikin, Ibnu Qayyim telah berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan waktu dengan tidur, beliau berkata:
“Termasuk hal yang makruh bagi orang saleh karena tidur antara Shalat Subuh dengan terbitnya matahari, waktu tersebut sangat berharga sekali. Pagi hari adalah awal hari dan sekaligus sebagai kuncinya.
Selain itu, pagi juga waktu diturunkan rezeki, turunnya keberkahan, dan awal dari bergulirnya hari dan melakukan segala kegiatan hari itu sehingga pagi tersebut menjadi waktu mahal tersebut.”
Selain itu, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah juga menjelaskan, “Tidur setelah Subuh sangat berbahaya bagi badan karena melemahkan dan merusak badan karena sisa-sisa (metabolisme) yang seharusnya diurai dengan berolahraga atau beraktivitas.”
2. Tidur Setelah Shalat Ashar Menuju Magrib
Waktu tidur yang dibenci Allah SWT selanjutnya, yakni tidur selepas Shalat Ashar atau Aylulah. Kata ‘Aylulah diambil dari kata illat, yang bermakna penyakit.
Memang benar bahwasanya tidur setelah Shalat Ashar hingga menuju waktu Magrib dapat menyebabkan beberapa efek buruk bagi kesehatan. Misalnya, menimbulkan penyakit, memicu stres, bahkan membuat seseorang mengalami linglung.
Sebagaimana telah diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu anha, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur setelah salat Asar lalu akalnya hilang, maka janganlah dia mencela (menyalahkan) kecuali dirinya sendiri.”
Selain itu, biasanya orang yang tidur pada waktu usai salat Asar sampai waktu Magrib akan mengalami kelelahan.
Jadi, sebaiknya hal ini dihindari karena lebih banyak menyebabkan keburukan.
3. Tidur Sebelum Menunaikan Shalat Isya
Tidur sebelum melakukan Shalat Isya' juga termasuk dalam waktu tidur yang dibenci Allah SWT.
Diriwayatkan dari Abu Barzah radlyallaahu ‘anhu: “Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membenci tidur sebelum Shalat Isya dan mengobrol setelahnya,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hal ini karena bisa menyebabkan umat Muslim melewatkan Shalat Isya' hingga keesokan harinya.
Para muhaditsin atau ahli hadis menerangkan makruhnya tidur sebelum salat Isya. Oleh sebab itu At-Tirmidzi mengatakan:
“Mayoritas ahli ilmu hadis menyatakan makruh hukumnya tidur sebelum Shalat Isya dan mengobrol setelahnya. Dan sebagian ulama lainnya memberi keringanan dalam masalah ini.”
Abdullah bin Mubarak mengatakan, “Kebanyakan hadis-hadis Nabi melarangnya, sebagian ulama membolehkan tidur sebelum Shalat Isya' khusus di bulan Ramadan saja.”
Jadi, sesekali mungkin diperbolehkan jika merasa lelah, tetapi tidur sebelum salat isya ini jangan dijadikan kebiasaan, ya.
Tidurlah setelah Shalat Isya' dan lebih bagus lagi apabila bangun tengah malam untuk menunaikan shalat sunah, seperti Shalat Tahajud dan Shaalat Witir.
Advertisement