Tiga Usulan Anies Baswedan, Kontan Pengaruhi Sekjen PBB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkesempatan menyampaikan tiga usulan soal perubahan iklim. Hal itu terungkap dalam dialog antara pimpinan C40 Cities dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dialog yang diikuti oleh para pemimpin kota-kota di dunia itu mengambil tema tentang perubahan iklim. Perhelatan tersebut tampak dalam unggahan video di akun Youtube-nya, dikutip Ngopibareng.id, Minggu 18 April 2021.
Kepada Sekjen PBB Antonio Guterres, Anies Baswedan mengusulkan PBB dapat mendorong negara untuk mengakui aksi perubahan iklim yang dilakukan di tingkat kota.
Moderator dialog antara pimpinan C40 Cities David Miller, mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bisa mempengaruhi Perserikatan Bangsa Bangsar atau (PBB), dalam menangani perubahan iklim dunia. Hal itu terlihat dari dalam dialog C40 Cities yang dilakukan secara daring.
Dalam diskusi itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menginterupsi dan menanggapi tiga usulan Anies dalam mengurangi emisi karbon.
"Gubernur DKI, Anda telah bisa mempengaruhi PBB hanya dengan waktu bicara dua menit dan bayangkan seandainya kita diberi waktu bicara empat menit," kata David dalam dialog pimpinan C40 Cities.
Antonio Gutteres setuju dan siap menindaklanjuti usul Anies. Menurut Gutteres, hal-hal yang diusulkan sangat mungkin dikerjakan oleh PBB sehingga dukungan ini bukan sekadar wacana melainkan dapat diterjemahkan ke dalam program-program dari tingkat pusat hingga lokal.
Anies menyampaikan, pemerintah kota bertugas untuk menyediakan lingkungan tempat tinggal yang layak bagi warganya. Termasuk mengatasi dampak perubahan iklim dengan berupaya mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh kota.
Kota-kota di seluruh dunia telah berkomitmen dan mengalokasikan sumber daya untuk membuat rencana aksi iklim dan melaksanakan aksi iklim dalam strategi transportasi, tata bangunan, dan mempromosikan energi bersih dan sebagainya.
Pemerintah DKI berkomitmen menjadi Kota Berketahanan Iklim, bahkan Jakarta telah memiliki target zero emission pada tahun 2050. "Kita sedang bertransformasi dari pembangunan yang berbasis mobil ke pembangunan yang berbasis pada transit," kata Anies.
Dalam pembicaraan dengan Sekjen PBB itu, Anies Baswedan mengusulkan agar PBB ambil peran lebih yang besar untuk membantu kota-kota di dunia, dalam 3 aspek yaitu:
Pertama, PBB dapat mendorong negara-negara untuk mengakui pencapaian aksi iklim yang dilakukan pada tingkat kota dan itu perlu dihitung sebagai bagian dari National Determined Contribution (NDC) dari aksi iklim.
Kedua, PBB juga perlu secara organisasional mendorong terjadinya integrasi vertikal dan horizontal pada tingkat aksi serta kebijakan.
Ketiga, menuju COP 26, menurut Anies Baswedan, PBB perlu mendukung negara-negara untuk mengembangkan arsitektur dan struktur pendanaan yang komprehensif, untuk dieksekusi pada level lokal.
Lingkungan Layak Huni
Dalam pernyataan, Anies menyadari pemerintah kota memiliki tugas untuk mewujudkan lingkungan tempat tinggal yang layak huni. Salah satu caranya dengan mengatasi dampak perubahan iklim, seperti mengurangi emisi karbon yang dihasilkan kota.
Menurut dia, kota-kota di dunia telah berani berkomitmen dan mengalokasikan sumber daya demi menjalankan aksi iklim di bidang transportasi, tata bangunan, hingga mempromosikan energi bersih.
Langkah ini juga yang dilakukan pemerintah DKI Jakarta dengan bertransformasi dari pembangunan berbasis mobil menjadi pembangunan berbasis transit.
"Jakarta memimpin dalam aksi transportasi dan mobilitas yang berkelanjutan dan kami ingin melanjutkan lebih jauh," ujar Anies Baswedan.