Tiga Tokoh yang Lahir di Bulan Agustus
KH. Ahmad Dahlan
Kyai Haji (KH) Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis, nama kecilnya, lahir pada 1 Agustus 1968 di Kampung Kauman, Yogyakarta dan meninggal pada tahun 1923 pada usia 55 tahun. Kyai Dahlan dikenal sebagai pendiri Muhammadiyah pada 18 November 1912 ini, sebagai sosok yang teguh pendiriannya.
Mengutip buku Ensiklopedia Tokoh Muhammadiyah yang disusun Nadjamudin Ramly dan Hery Sucipto, Kyai Dahlan merupakan keturunan dari ulama terkemuka, yaitu KH Abu Bakar dan Ibu Siti Aminah. Ayahnya adalah imam dan khatib Masjid Besar Kauman Yogyakarta. Beliau juga masih keturunan ke-12 Maulana Malik Ibrahim atau Maulana Magribi atau Syech Magribi, salah satu dari Walisongo, yang makamnya kini berada di Desa Gapuro, Gresik.
Pada usia 15 tahun, Ahmad Dahlan berangkat ke Makkah. Selain menunaikan ibadah haji, Dahlan muda bermukim di kota itu selama lima tahun. Ia belajar ilmu tafsir, qiraat, ilmu tauhid, tasaquf, ilmu falak dan bahasa Arab. Kyai Dahlan tampaknya benar-benar mengamalkan hadits Rasulullah: “Menuntut Ilmu diwajibkan bagi muslimin dan muslimat sejak lahir hingga mati.”
Sepulang dari Makkah, Kyai Dahlan tetap belajar lagi ke sejumlah ahli agama di tanah air. Di antaranya KH Muhammad Nur, KH Said, Kyai Muchsin, Kyai Abdul Hamid, Syaikh Mohammad Jamil Jambek dan R Ngabehi Sosrosugondo. Pada usia 34, tahun atau tepatnya 1902 Kyai Dahlan berangkat ke Makkah lagi dan menetap selama dua tahun. Beliau berguru ke KH Ahmad Khatib (dari Minangkabau), juga berdiskusi dengan pemikir Islam Sayid Rasyid Ridla. Saat bersamaan Kyai Dahlan juga bertemu dengan KH Hasyim Asy’ari, yang juga belajar di Makkah.
Pemerintah Indonesia menetapkan KH Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional dengan Keppres No. 657 Tahun 1961, tanggal 27 Desember 1961. Kyai Dahlan dikenal sebagai pejuang di bidang pendidikan terutama bidang agama dan mengajak cara berpikir agar umat giat belajar.
Mohammad Hatta
Muhammad Athar atau Muhammad Hatta dilahirkan di Bukittinggi Sumatera Barat tanggal 12 Agustus 1902. Hatta meninggal pada usia 77 tepatnya pada 14 Maret 1980 di Jakarta.
Nama Athar atau dalam bahasa Arab berarti harum, lahir dari keluarga pedagang, pasangan Muhammad Djamil dan Siti Saleha. Ayahnya merupakan keturunan ulama naqsyabandiyah di Batuhampar, Payakumbuh, Sumatera Barat. Sedangkan Ibunya seorang pedagang di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Hatta dikenal sebagai pejuang kemerdekaan, ahli ekonomi dan negarawan. Hatta dan Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Negara Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Hatta pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta. Pada tahun 1956, Hatta mundur dari jabatannya sebagai Wakil Presiden RI. Di bidang ekonomi, pemikirannya berkembang untuk membuat koperasi dan dikenal dengan Bapak Koperasi di Indonesia.
Sumbangsihnya yang besar atas negara ini, sehingga Hatta ditetapkan sebagai Pahlawan Proklamator dengan Keppres No. 81/TK/1986, tanggal 23 Oktober 1986. Kemudian Hatta juga ditetapjan sebagai Pahlawan Nasional dengan Keppres No.84/TK/2012 tanggal 7 November 2012.
HOS Tjokroaminoto
Tokoh tersohor lainnya, adalah Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto atau lebih dikenal dengan HOS Cokroaminoto. Pria ini lahir pada tanggal 16 Agustus 1882 di Tegalsari, Ponorogo, Jawa Timur dan meninggal di Yogyakarta di usia 52 tahun, tepatnya 17 Desember 1934.
Cokroaminoto dikenal sebagai pelopor pergerakan di Indonesia. Kakeknya bernama RM Adipati Tjokronegoro, pernah menjabat sebagai Bupati Ponorogo, pada zaman Belanda, ketika itu.
Para tokoh dan pemikir di negeri ini pernah berguru padanya. Seperti Soekarno, Kartosoewirjo, Samaoen, Alimin dan Muso. Di antara muridnya itu, Cokroaminoto menjadikan Soekarno, menjadi menantu untuk dinikahkan dengan Siti Oetari, anak sulungnya.
Cokroaminoto pernah mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI) dan kemudian berubah menjadi Sarekat Islam (SI) tahun 1912. Ada beberapa kalimat Cokroaminoto yang hingga kini banyak dikenal. Di antaranya: Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicara seperti orator.
Pemerintah Indonesia menetapkan Cokroaminoto sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional dengan Keppres No. 590 Tahun 1961, tanggal 9 November 1961, silam.
Advertisement