Tiga Tipe Ulama untuk Memahami Al-Quran, Pesan Gus Baha'
KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha') mengatakan, Al-Quran adalah kitab suci yang menyempurnakan kitab-kitab suci samawiyah sebelumnya memiliki banyak keistimewaan. Ada banyak rahasia-rahasia yang terkandung dalam setiap ayat di dalam Al-Quran.
Menurut pakar tafsir Al-Quran ini, ada beragam seni ulama dalam memaknai Al-Quran.
Pertama:
Ada ulama yang memilih mencari aman dalam memaknai Al-Quran, semisal dalam hal memaknai huruf-huruf singkatan (muqatta'ah) dalam pembukaan beberapa surat semisal alif lam mim, Yasin, dan sebagainya yang memilih menyandarkannya kepada Allah Swt.
Kedua:
Ada juga ulama memaknai ayat muqatta'ah dengan memaknai setiap hurufnya. Oleh karena itu penting untuk mempelajari Al-Quran dengan berpegang dan didampingi ulama guna mengantisipasi pemaknaan setiap ayat dalam Al-Quran. Pada sisi lain, jelasnya ada juga ayat-ayat yang penuh misteri yang membuat para ulama pasti berbeda dalam tafsirnya.
"Jadi analisis tafsir itu tidak ada selesainya, semuanya butuh perangkat dan di antara perangakat itu adalah fitrah salimah. Sehingga memaknai Quran itu baik dengan ilmiah maupun dengan fitrah salimah itu akan sama-sama menelurkan makna yang sahaih asal berlandaskan riwayat yang sahih," jelas Gus Baha.
Lebih lanjut Gus Baha menjelaskan di antara perdebatan dalam menafsirkan ayat Al-Quran adalah prihal penggunaan kisah-kisah Israiliyat untuk merekonstruksi ayat-ayat yang berkaitan dengan kisah para nabi sebelum datangnya Rasulullah Saw.
Ketiga:
Ada ulama yang menolak Menggunakan kisah Israiliyat. Terdapat ulama yang sama sekali menolak penggunaan kisah-kisah Israiliyat namun juga ada beberapa yang mengambil untuk hikmah atau sebagai konstruksi cerita dan memanfaatkannya dalam mentafsirkan ayat-ayat tentang kisah orang-orang terdahulu.
"Akhirnya cari aman kalau tafsir atau terjemah berdasar israiliyat, tapi kadang mau tidak mau karena ada kata yang tersembunyi yang mau tidak mau utuhnya itu kalau memanfaatkan israiliyat tadi," kata Gus Baha saat menjadi pembicara dalam Ngaji Bareng dan Peluncuran Pusat Studi Tafaquh (Tafsir Al-Quran dan Hadits) Universitas Islam Indonesia (UII) Jogjakarta.
Advertisement