Tiga Tingkatan Istiqomah, Kita Termasuk yang Mana?
Istiqomah merupakan sikap keajekan dalam beribadah. Lalu kita termasuk yang mana?
Menurut Syekh Hasan Basri pernah menjelaskan bahwa, istiqomah itu ada tiga tingkatan:
1) Taqwim (penegakan) sebagai proses latihan nafsu,
2) Iqmah (berdiri) sebagai pendidikan hati,
3) Istiqmah sebagai pendekatan rahasia-rahasia.
Orang yang istiqomah berarti tangguh dalam prinsip, dapat dipercaya, amanah, dan memiliki banyak sifat terpuji di dalam dirinya. Istiqomah hanya dapat dimiliki oleh orang-orang yang berjiwa besar. Karena istiqomah mempunyai berbagai tantangan, maka barangsiapa yang mampu memelihara di dalam dirinya maka akan tenteram dan tenang hidupnya.
Tentu saja istiqomah bukan hanya untuk orang perorangan tetapi juga untuk suatu komunitas atau masyarakat. Jika suatu komunitas tidak punya istiqomah sama dengan tidak punya visi dan misi, tidak jelas ke mana arah dan tujuannya. Suatu komunitas tanpa tujuan maka ajalnya akan terancam.
Dalam Al-Qur’an, bukan hanya orang yang punya ajal tetapi juga suatu komunitas atau orde, sebagaimana firman Allah: Likulli ummatin ‘ajal (setiap suatu komunitas punya ajal).
Kita dianjurkan bermohon agar usia diri dan komunitas kita bertambah panjang. Jiwa atau kalbu yang stabil secara tidak langsung memperpanjang umur dan menangkal berbagai penyakit. Mari kita merawat istiqomah kita dengan baik.
Semoga kita dapat merawat istiqomah kita, sehingga kita dapat memperoleh posisi yang tinggi dihadapanNya.
Dalam uraian Dr. KH. Kharisudin Aqib, M. Ag, Pengasuh Pesantren Terpadu Daru Ulil Albab (The Prophetic Entrepreneur Education), Kediri, diuraikan sebagai berikut:
Allah berfirman dalam Surat Ali 'Imron 110:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya:
"Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk semua manusia, yaitu kalian yang memerintahkan kepada kebaikan, dan mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahlul kitab itu pada beriman, sungguh adalah lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada orang-orang yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik"
Takwil
Ayat tersebut mengisyaratkan agar kita:
1. Mengetahui bahwa pada dasarnya kita adalah generasi manusia modern (umat nabi Muhammad), generasi manusia terbaik. Khususnya yang suka amar makruf nahi mungkar dan beriman kepada Allah. Termasuk ahlul kitab.
2. Memahami dan menghayati pentingnya menjaga komitmen untuk selalu melakukan amar makruf nahi mungkar dan beriman kepada Allah.
3. Tidak hanya mengandalkan status sebagai umat nabi Muhammad atau umat Islam saja. Tetapi berusaha untuk konsisten dengan perjuangan dan dakwah, termasuk mendakwahi ahlul kitab, agar mereka membenarkan keimanannya kepada Allah SWT. Karena kebanyakan mereka itu pada fasik.
Wallahu A'lam Bisshawab.
Advertisement