Tiga Tarian Asli Indonesia yang Diakui Dunia, Apa Saja?
Dunia memperingati Hari Tari Internasional pada 29 April 2020. Banyak penari di dunia mengunggah video tariannya di YouTube untuk memperingati hari istimewa tersebut.
Namun, tahukah Anda tari apa saja yang ada di Indonesia yang diakui di UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization)? Simak daftarnya berikut ini dilansir dari berbagai sumber.
1. Drama tari Gambuh
Tarian Gambuh biasanya dilakukan pada saat perayaan upacara di Pura. Para penari mengiringi berjalannya upacara dengan lekukan tarian khasnya. Tarian ini sendiri dipengaruhi oleh dua pulau di Indonesia, yakni Jawa dan Bali.
Sementara itu, tari Gambuh sendiri merupakan tari yang mendasari terciptanya tarian yang lain. Hingga sekarang, tari Gambuh masih dijaga kelestariannya di daerah Denpasar dan Gianyar.
Drama tari Gambuh juga merupakan paduan lengkap dari teater. Seperti seni, drama, musik, dialog, dan tembang. Nama tokoh yang diperankan pun beragam, antara lain Rangga Toh Jiwa, Arya Kebo Anggun-Anggun, dan Tumenggung Macan Angelur.
2. Tari Baris
Tarian ini termasuk tarian yang dianggap sakral dalam upacara keagamaan. Khususnya dalam penghormatan leluhur. Berbeda dengan tari yang lain, dalam tari Baris tidak ada cerita yang dikisahkan di dalamnya.
Tari Baris pun mengalami perkembangan. Jika dulu hanya dilaksanakan sebagai pengiring upacara, sejak abad ke 19 dipertontonkan untuk umum sebgaia hiburan rakyat.
Tari Baris menunjukkan potret ketangguhan prajurit Bali. Ini terlihat dari ketegasan dalam pergerakannya. Mulai dari pundak yang diangkat sejajar, hingga tangan yang berada pada posisi horizontal.
Tarian ini dipersembahkan untuk dewa Yadhna sekaligus sebagai penyambut kedatangan para dewa.
3. Joget Bumbung
Joget Bumbung dilakukan oleh untuk menari secara berpasangan. Yang terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan. Musik pengiring dari ini terbuat dari gamelan bambu.
Biasanya, penari perempuannya dipanggil dengan ngelembar. Perempuan ini akan mengajak laki-laki yang menonton untuk diajak berjoget bersama (ngibing).
Lebih lanjut, penari perempuan boleh memilih terus menari dengan berganti-ganti pasangan. Tari ini juga diperingati untuk merayakan hari istimewa seperti panen atau hari raya. Joget bumbung juga mengangkat nilai estetika dan logika.