Tiga Sifat Pemimpin yang Baik, Ini Fakta Ajaran Islam
Ada sebuah ayat dalam Al-Quran yang bisa dijadikan pedoman sebagai pemimpin yang baik, yaitu surat al-Ahzab ayat 21 yang artinya: Sungguh telah ada pada diri Rasulullaah itu, suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
“Setiap dari kita adalah pemimpin. Pemimpin di instansi, pemimpin di rumah tangga, maupun pemimpin bagi diri kita sendiri,” kata Ustadz Ahmad Ghazali dalam acara Shubuh Menggapai Keberkahan (SMK), Jumat 28 Januari 2022.
Menurut Ustadz Ghozel, sapaan akrab Ahmad Ghazali, menjadi seorang pemimpin yang baik itu perlu tuntunan atau pedoman. “Kita sebagai umat Islam mempunyai role model yang sangat baik, yaitu Rasulullah SAW,” tambahnya.
Pada kesempatan SMK kedelapan ini Ustadz Ghozel menjelaskan tentang sifat pemimpin yang baik.
Tiga Sifat Kepemimpinan yang Baik
Menurutnya ada tiga sifat pemimpin yang baik.
Pertama, kemampuan mengantisipasi, diskusi dan menghargai.
Kemampuan ini harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena menjadi seorang pemimpin jangan hanya sekedar mengarahkan, tapi juga harus mau mendengarkan dan berdiskusi.
Kedua, fleksibilitas dan adaptif.
“Sebagai pemimpin, kita harus bisa mencairkan suasana, jangan kaku menjadi pemimpin. Setelah kita mengritik kesalahan orang, kita ajak main dan bercanda,” papar Ustadz Ghozel.
Ketiga, solidaritas.
Seorang pemimpin tidak bisa mengerjakan semuanya sendirian, tapi perlu partner. Karena itu seorang pemimpin itu harus mempunyai rasa ukhuwwah, bekerjasama dalam mencapai segala sesuatu.
Ustadz Ghozel juga menambahkan, menjadi seorang pemimpin harus mempunyai kedewasaan agar setiap masalah bisa dihadapi dengan tenang.
“Dalam memimpin kita dituntut untuk mempunyai kedewasaan, biarlah umur kita muda, tapi pemikiran kita harus dewasa, agar bisa menghadapi masalah dengan tenang, karena jika kita sudah bisa menghadapi dengan tenang, membuat kita segera move on untuk memikirkan hal yang lebih besar lagi,” terang alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor itu.
Di akhir sesi Shubuh Menggapai Keberkahan kali ini, Ustadz Ghozel mengajak para hadirin untuk menulis kalimat di handphone-nya masing-masing. Harapannya, tulisan itu bisa menjadi penyemangat dalam mengemban amanah yang sedang dijalani.
“Pemimpin itu menjadi bahagia dengan membahagiakan orang lain, menjadi kaya dengan memperkaya orang lain, dan menjadi hebat dengan menghebatkan orang lain. Ketika kita sudah membahagiakan, memperkaya dan menghebatkan orang lain, in syaa Allah kita juga ikut bahagia, kaya, dan hebat. Hati lapang rezeki datang, hati sempit rezeki sulit,” tutup Ustadz Ghozel, dilansir situs resmi gontor.
Kegiatan Shubuh Menggapai Keberkahan ini diadakan oleh Primago Depok yang mengadopsi dari kegiatan Ustadz Luqmanul Hakim, Pontianak. Harapannya, semangat dan keberkahan berbagi yang diinisiasi, sampai juga kepada SDM Pengelola Yayasan Pendidikan Primago Indonesia.