Tiga Saksi Korban Kanjuruhan Lemas Usai Terkena Gas Air Mata
Ketiga saksi pelapor dari Aremania memberikan keterangannya dalam sidang Tragedi Kanjuruhan. Mereka pun kompak merasakan lemas usai terkena gas air mata yang ditembakkan.
Saksi pertama adalah Eka Sandi, yang selama pertandingan berada di tribun 13, Stadion Kanjuruhan. Dia melihat pihak kepolisian menembakkan gas air mata pertama kali ke arah lapangan.
“Ada asap putih, pakai helm, baju, rompi hitam, sepertinya entah itu Sabhara atau Brimob, itu yang menembakkan ke tengah lapangan rumput,” kata Sandi, memberikan keterangannya, Kamis, 19 Januari 2023.
Kemudian, kata Eka, seorang polisi lain menembakkan gas air mata ke tempatnya berdiri, yakni di tribun 13. Bahkan, dia sempat terkena serbuk dari peluru yang dilontarkan tersebut.
“Tahu ada tembakan ke arah saya sebelum keluar gas ada serbuk-serbuknya, itu kena mata saya. Saya enggak paham, asapnya ke mana-mana,” jelasnya.
“Saya terjatuh dari tribun atas, satu tingkat, enggak bisa melihat, muka sama mata panas, terus efeknya juga lemas,” tambah Sandi.
Akhirnya, Eka dievakuasi oleh tiga orang petugas kepolisian, dan dikeluarkan melalui pintu darurat. Kemudian ia dilarikan oleh teman-temanya ke Rumah Sakit (RS) Wava Husada.
Kemudian, saksi pelapor dari suporter lain yang memberikan keterangannya adalah Estu Aji Kuncoro. Dia masuk dan menonton pertandingan Arema lawan Persebaya juga di tribun 13.
“Pemain Persebaya masuk, keluar asap, saya keluar lewat pintu utama. Pas di luar stadion langsung muntah-muntah, lemas, enggak ada yang nolong, beli air mineral. Tanggal 2, rawat inap 3 hari 2 malam di RS Bhayangkara Hasta Brata,” kata Estu.
Hal serupa juga dirasakan oleh saksi pelapor lainya, yakni Ahmad Syaifudin, yang mendapatkan tempat duduk di tribun 14. Ketika itu, Aremania masih belum datang dan waktu menunjukkan pukul 18.00 WIB.
“Saya melihat satu tembakan ke lintasan lari, itu tribun utara, asapnya ke utara. Terus saya keluar karena di luar aman,” kata Syaifudin.
Akan tetapi, kata Syaifudin, pihak kepolisian menembakkan kembali gas air mata di luar stadion. Bahkan, saksi korban terkena asap dari peluru yang dilepaskan oleh petugas.
“Ada (tembakan gas air mata). Saya keluar berjalan, setelah beli air mineral dengar tembakan di depan lobi, itu asapnya ke arah saya,” jelasnya.
Akhirnya, Syaifudin berhasil menyelamatkan diri setelah berlarian tanpa arah, bersama suporter lainnya. Namun, ia tetap harus menjalani perawatan selama tiga hari di RS Bhayangkara Hasta Brata.
“Saya kira petasan, ternyata ada yang bilang gas air mata, terus mata teduh, sesak napas, badan lemas, semua suporter panik. Saya diantar istri ke RS Bhayangkara Hasta Brata,” jelasnya.