Tiga Renungan: Antara Hati dan Lidah, Murah Hati dan Dermawan
Dalam Kitab An-Nawadir termuat hikmah-hikmah indah yang patut direnungi bagi kaum mukminin. Kitab ini dipelajari di kalangan santri dan pesantren di Nusantara.
1. Murah Hati dan Dermawan
Seorang perempuan datang kepada Oais bin Sa'd bin Ubadah, dan ia berkata, “Tikus-tikus rumahku berjalan di atas tanah.”
Oais berkata, “Aku akan mengundang mereka untuk menerkam seperti terkaman harimau.”
Kemudian, ia memberi perempuan itu biji-bijian dan makanan yang memenuhi rumahnya. Oais adalah seorang pemurah hati dan dermawan.
Maksud kata al-ifa' adalah debu. Sedangkan maksud dari cerita ini adalah di rumah perempuan tersebut, sudah tidak tersisa lagi sesuatu yang bisa dimakan oleh tikus.
2.Keajaiban yang Lembut
Ruknu ad-Daulah mempunyai seekor kucing yang datang pada majelisnya. Ketika teman-temannya sulit datang, sedangkan ia sangat membutuhkan kehadiran mereka, maka ia meminta juru tulis untuk menulis selembar surat, lalu menggantungkannya pada leher kucing.
Kucing itu pergi kepada temannya, kemudian membawa suatu jawaban yang juga digantungkan pada leher kucing dan kembali kepada Ruknu ad-Daulah. Di istana, ia mengusir hewan lain dan memeranginya. Wallaahu a'lam.
3. Renungan yang Baik
Disebutkan bahwa Lukman an-Nabuni al-Hakim bin 'Anga bin Barug, penduduk Ailah, pernah diberi seekor kambing oleh tuannya. Ia diperintahkan untuk menyembelihnya dan membawa bagian yang paling buruk. Maka, ia menyembelihnya dan membawa hati dan lidahnya. Kemudian, ia diberi kambing lain oleh tuannya dan diperintahkan agar disembelih dan dibawa bagian yang paling baik. Maka, ia menyembelihnya dan membawa hati dan lidahnya. Si Tuan bertanya masalah itu. Si budak menjawab, “Wahai Tuanku, tidak ada yang lebih jelek dari keduanya, apabila jelek. Dan, tidak ada yang lebih baik dari keduanya, apabila baik.”
Semoga kita senantiasa mendapatkan hidayahNya Aaminn..
Dzikir Pagi
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sayyidul Istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yg bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya
زيني الياس
Advertisement