Tiga PWNU Taat Penuh pada Rais Aam, Gelar Muktamar NU 17 Desember
Tiga pengurus wilayah Nahdlatul Ulama (NU) menyatakan ketundukannya, sam'atan wa-tha'atan (memperhatikan dan menaati) perintah Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. Ketiga PWNU tersebut adalah PWNU Jawa Timur, PWNU Jawa Tengah dan PWNU DI Yogjakarta.
Tiga PWNU tersebut merupakan kekuatan riil organisasi Islam ala Ahlussunnah waljamaah di Indonesia. Di tiga wilayah inilah, NU sebagai kekuatan civil society yang berpengaruh dalam mengawal perubahan sosial di Indonesia. Demikian pula dukungan pondok pesantren, di tiga wilayah inilah menjadi tonggak kekuatan organisasi yang didirikan Hadlratus Syaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari dan ulama pesantren lainnya.
Sebagaimana dikabarkan Ngopibareng.Id sebelumnya, Rais Aam PBNU dalam Surat Perintah Nomor 4272/A.II.03/11/2021 tentang pelaksanaan Muktamar ke-34 NU yang memberi tenggat waktu pelaksanaan Muktamar ke-34 NU pada 17 Desember 2021.
Sikap resmi PWNU Jatim itu tertuang dalam SK PWNU Jatim No huumor 1111/PW/A-11/L/XI/2021 tentang pelaksanaan Muktamar ke-34 NU tertanggal 27 November 2021.
SK yang ditandatangani Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Mansur, Katib Syuriah Drs KH Syafrudin Syarif Ketua Tanfiziyah KH Marzuki Mustamar MAg dan Sekretaris Prof Akhmad Muzakki itu merupakan hasil rapat gabungan syuriah dan tanfizdiyah di Pesantren Lirbvoyo, Kediri pada 27 November 2021.
Terdapat dua poin keputusan dalam SK itu. Pertama, PWNU Jatim mendukung sepenuhnya surat perintah Rais Aam PBNU Nomor 4272/A.II.03/11/2021 tentang pelaksanaan muktamar ke-34 NU yang memberi tenggat waktu pelaksanaan Muktamar ke-34 NU pada 17 Desember 2021.
Hal itu sesuai dengan tugas dan kewenangan Rais Aam Nahdlatul Ulama sebagaimana diatur dalam Pasal 14 AD NU dan pasal 58 Ayat 1 dan 2 ART NU.
Kedua, mendorong kepada pengurus pada jajaran tanfidziyah PBNU, termasuk panitia pengarah dan pelaksana muktamar ke-34 NU, untuk segera meningkatkan komunikasi organisasi ke jajaran Syuriah PBNU guna menjaga kebersamaan dan keutuhan organisasi dalam menjalankan tugas melaksanakan muktamar secara bermartabat demi terjaganya marwah NU.
Hal yang sama dilakukan PWNU Jateng melalui Surat Edaran (SE) PWNU Jateng Nomor 660/PW/A-II/H/XI/2021 tertanggal 28 November 2021 yang ditandatangani Rais Syuriah PWNU Jateng KH Ubaidillah Shodaqoh, Katib KH Imam Sya’roni MAg, Ketua Tanfiziyah Drs H Mohammad Muzamil, dan Sekretaris KH Hudallah Ridlwan Lc.
Ada empat poin pernyataan dalam SE itu. Pertama, tetap taqorub mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak sholawat dan amalan lainnya yang telah diijazahkan oleh para guru dan masyayih menjelang Muktamar ke-34 NU.
Kedua, dalam kehidupan organisasi, tetap berpedoman pada AD dan ART NU, meningkatkan khidmah kepada jamaah sesuai dengan program kerja yang telah ditetapkan.
Ketiga, tetap menghormati dan taat atas keputusan Pj. Rais Aam PBNU dan tindak lanjutnya. Keempat, tidak mengunggah, mengirimkan, dan mengomentari tentang narasi atau berita-berita yang mendiskreditkan para pimpinan NU.
Hormati Keputusan Satu Komando
PWNU DI Yogyakarta (DIY) mengeluarkan statemen terkait jadwal pelaksanaan Muktamar ke-34 NU dalam Statement PW DIY bersama PCNU se-DIY tertanggal 28 November 2021.
Statemen PWNU DIY dan PCNU se-DIY itu ditandatangani Rais Syuriah PWNU DIY KH Mas’ud Masduki, Wakil Ketua Tanfiziyah PWNU DIY H Fahmy Akbar Indries, serta Ketua-Ketua PCNU yakni Ketua PCNU Yogyakarta HM Yazid Afandi, Ketua PCNU Bantul H Riyanta, Ketua PCNU Gunungkidul H Sya’ban Nurono, Ketua PCNU Kulonprogo H Luqman Arifin FH, dan Ketua PCNU Sleman H Sidik Pramono.
Statement Bersama itu berisi empat poin. Pertama, menyesalkan aksi jalanan yang terjadi pada 26/11/2021 di depan Kantor PBNU di Jakarta.
Kedua, PWNU dan PCNU se-DIY tetap kompak di bawah koordinasi PBNU dengan komando tertinggi berada di tangan Rais Aam/Pj Rais Aam.
Ketiga, memohon kepada Penguirus Harian PBNU untuk segera menetapkan waktu pelaksanaan Muktamar ke-34 NU dengan berpedoman pada AD/ART dan Keputusan Konbes NU. Keempat, meminta kepada semua pihak, khususnya pengurus dan fungsionaris NU di semua tingkatan, untuk lebih mengedepankan etika serta kemaslahatan bersama dalam menyikapi dinamika menjelang muktamar.
Advertisement