Tiga Pesantren Besar di Paiton Mantapkan Barisan Pendukung Gus Ipul
Gelombang dukungan kiai kharismatik di Jawa Timur untuk pasangan calon Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf - Puti Guntur Soekarno, kian solid. Tiga pesantren besar di Kacamatan Paiton, Probolinggo, menjadi barisan penguat pendukung kandidat nomor urut dua ini.
Ketiga pesantren itu antara lain: Ponpes Nurul Qodim di Desa Kalikajar, Ponpes Nurul Jadid di Desa Karanganyar, dan Ponpes Nurul Hasyimi di Desa Randutatah.
Ponpes Nurul Qodim diasuh oleh Kiai Hasan Abdul Jalal dan berdiri sejak 1947. Sedangkan Ponpes Nurul Jadid berdiri sejak 1948 dan diasuh oleh KH Zuhri Zaini.
Kedua ponpes ini menjadi dua di antara pesantren besar di Paiton. Kemudian, untuk pesantren Nurul Hasyimi diasuh oleh KH Muzamil dan juga menjadi salah satu pesantren tua di wilayah ini.
Di Ponpes Nurul Hasyimi, Gus Ipul bertemu dengan pengasuh dari ketiga ponpes tersebut. Di antaranya, Kiai Zuhri, KH Hafizul Hakim Noer, dan KH Muzamil, Rabu, 16 Mei 2018.
Hadir pula, ribuan guru madrasah diniyah (madin) yang tergabung dalam Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Jawa Timur.
Pada penjelasannya, KH Hafidzul Hakim Noer, menjelaskan bahwa pilihan ulama untuk mencalonkan Gus Ipul sebagai kandidat Gubernur adalah final.
Sehingga, sebagai seorang santri sudah selaiknya menjalankan ulama. "Pondok Lirboyo, Sidogiri, Langitan, dan pondok besar lainnya sudah satu suara untuk mencalonkan Gus Ipul. Sehingga, tidak ada alasan lain bagi kita untuk tidak mentaati perintah ulama," kata Gus Hafid yang juga salah satu pengasuh Ponpes Nurul Qodim ini.
"Termasuk, kedatangan kami bersama Gus Ipul juga salah satunya untuk mematuhi intruksi ulama. Sekali lagi, Gus Ipul bukan mencalonkan diri, tapi dicalonkan. Insya Allah, kita patuhi Kiai, Jawa Timur akan makmur," kata Gus Hafid.
"Jadi kalau Kiai sudah memilihkan, Kiai Zuhri Zaini sudah memilihkan, kita wajib menjalankan untuk memilih Gus Ipul," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Gus Ipul bercerita, bahwa di tengah keterbatasannnya, ia pada akhirnya berani mencalonkan diri untuk maju di pencalonan gubernur.
"Para kiai yang menginstruksikan kami untuk maju. Bahkan, karena ikhtiar kiai juga, kami akhirnya mendapat partai untuk mendaftar di KPU," kata Gus Ipul pada sambutannya.
Karena dicalonkan oleh kiai, maka program kerja yang disusun olehnya juga menyertakan masukan dari ulama. Termasuk, dengan membesarkan peran pesantren dan madrasah diniyah di Jawa Timur.
"Kami ingin lembaga pendidikan yang negeri berkembang, sedangkan yang swasta terus dijaga. Keduanya harus bersinergi," kata Gus Ipul.
Oleh karenanya, Gus Ipul menyiapkan program Madin Plus yang nantinya akan memaksimalkan bantuan operasional sekolah daerah (bosda) dan beasiswa untuk guru madin.
"Sekolah formal harus dilengkapi dengan madin untuk melahirkan alumni yang bukan hanya paham ilmu namun juga kuat agamanya," kata Gus Ipul yang juga Ketua PBNU ini.
Dengan memaksimalkan lembaga pendidikan tersebut, Gus Ipul juga berharap Jawa Timur dapat mewujudkan progam wajin belajar 12 tahun.
Khusus untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menjadi kewenangangan pemerintah Provinsi, Gus Ipul berkomitmen untuk menggratiskan jenjang ini.
Nantinya, pemrov akan mengalokasikan anggaran Rp1,4 triliun untuk pendidikan.
"Salah satu titipan kiai adalah kami diminta untuk meningkatkan pendidikan di Jawa Timur. Ini yang juga menjadi komitmen kami," kata Gus Ipul. (*)