Tiga Pesan Tokoh Aisyiyah, Tugas Manusia sebagai Khalifah di Bumi
"Kita hidup adalah untuk beribadah, tepatnya untuk mengabdi,” ujar Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno. Pengabdian yang dimaksud berkaitan dengan pesan di dalam ajaran Islam, yaitu sebagai Khalifah.
“Selain sebagai manusia kita juga mengemban amanah sebagai Khalifah. Kedua hal ini, dimplementasikan dalam satu tugas besar, yakni menjalankan tugas dakwah. Di mana setiap orang menyerukan kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran atau Da'wah amar ma'ruf Nahi Munkar,” jelas Chamamah yang juga pernah menjadi Ketua Pengurus Pusat Aisyiyah.
Selain itu, Dijelaskan, manusia disebut sebagai Zoon Politicon, yakni hubungan sosial dan hidup bersama dengan orang lain menjadi satu cara kolektif.
“Cara hidup kolektif ini dapat tercapai maksimal jika ada komunikasi yang menimbulkan interaksi sosial. Sehingga menimbulkan gejala gejala sosial yang diakibatkan oleh keterkaitan yang terbentuk dari hasil hasil interaksi dan komunikasi sosial,” tutur Chamamah.
Jalan Penyampai Pesan Dakwah
Dicontohkan, “jika si Fulan hendak pergi ke toko, penting untuk mengenal marketingnya atau cara menyampaikan barang jualannya sehingga orang mau membeli barang tersebut. Begitu juga dengan dakwah yang harus dilakukan oleh para milenial.”
Contoh sederhana yang diberikan sebagai ilustrasi bahwa seorang pendakwah juga seharusnya melakukan hal yang sama.
Begitu pula perubahan yang saat ini terjadi pada genrasi milenial. Menurut Chamamah, ada beberapa ciri khas atau karakter pada generasi milenial.
“Saya mengutip pendapat Howe dan Strauss, beberapa ciri khas atau karakter pada generasi milenial yakni ketergantungan teknologi, planning, keterbukaan terhadap perubahan, percaya diri, berorientasi kelompok, memiliki banyak informasi dan mudah beradaptasi, kemandirian, kompetitif, interdisipliner dan mengglobal,” tambah Chamamah.
Tiga Pesan Penting
Untuk merespon karakter dalam perkembangan tersebut, ada tiga pesan penting Chamamah untuk generasi milenial.
Pertama, mari mengaji, berfikir, memahami dan kemudian renungkan apa yang harus kita lakukan selanjutnya atau what next?
“Sehingga ngaji tidak hanya sebatas membaca yang pada umumnya dilakukan,” imbuh Chamamah.
Kedua, Efektivitas, menjadi makhluk ciptaan Tuhan sebaik dan semaksimal mungkin, serta menjadi sosok manusia yang menjalankan nilai-nilai spiritualitas yang telah diamanatkan di dalam Pancasila.
Ketiga, Kesadaran diri dan tanggung jawab dalam tugas. Caranya dengan meningkatkan persatuan dan menjalin ikatan kebersamaan dalam berdakwah khususnya di kalangan Milenial.
Pentingnya Etos Kerja
Selain tiga pesan di atas, Ketua Umum PP Aisyiah dua periode 2000-2005 dan 2005-2010, ini menambahkan, generasi milenial juga harus didukung dengan kesadaran dan aksi pendukung lainnya, yaitu berpikir global, berfikir kompetitif, memiliki sensitiveness (kepekaan), mempunyai kepedulian yang tinggi, mengupayakan langkah konkret, dan membentuk etos kerja.
Jika semua hal ini mampu kita pahami dan miliki, maka Insya Allah kita mampu menjalankan peran yang mengantarkan kepada kebahagiaan,” harap Chamamah.
Terakhir, Chamamah mengingatkan bahwa Tuhan telah memberi manusia bekal berupa akal. Maka manusia harus berusaha dan memiliki keinginan untuk tahu.
“Sehingga untuk menghadapi era digital saat ini, kita harus belajar, mencari tahu agar menjadi pintar. Semoga kita menjadi manusia yang mampu memahami pesan-pesan tuhan dan mampu menjalankannya. Maka mari kita syukuri,” tutur Chamamah.