Tiga Perupa Yogya yang Gagal ke Jerman Lapor Dirjen Kebudayaan
Isu batalnya beberapa perupa Yogyakarta berpameran di Jerman, ternyata belum juga berakhir. Jumat kemarin, tiga perupa yang batal ke Jerman itu, masing-masing Budi ‘Ubrux’ Hariono, Yulhendri dan Ridi Winarno menggelar konferensi pers di Zola Gallery, Kasihan, Bantul DIY.
Mereka mengeluarkan uneg-uneg mengenai Noor Ibrahim, satu-satunya perupa yang akhirnya bisa berangkat dan menggelar dua kali pameran di Berlin, yaitu di Art Lab dengan tema Tantangan II, dilanjutkan dengan pameran Tantangan III di Mangerzeilie Berlin, bulan Oktober 2022 lalu.
Sebenarnya ada enam perupa yang sedianya pameran bersama di Jerman, masih ada dua perupa lain yaitu Ali Umar dan Bayu Wardana. Tapi kedua perupa ini, kalau jadi berangkat, tidak termasuk yang difasilitasi Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek.
Menurut Budi ‘Ubrux’ Hariono, Yulhendri dan Ridi Winarno, persoalan tersebut hingga saat ini memang belum menemukan titik terang, sehingga ketiganya mengadukan persoalan ini ke Direktur Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia.
Menurut ketiganya, dalam rilis yang dikirimkan, pada awalnya ada empat seniman yaitu atas nama Budi Hariono, Yulhendri, Ridi Winarno dan Noor Ibrahim berkesempatan untuk mengikuti pameran seni di Berlin yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2022.
“Kegiatan tersebut mendapat dukungan dari pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia, dengan memberikan fasilitas berupa dana/uang sejumlah Rp. 51.874.864.00 / orang yang didapatkan pada tanggal 27 Mei 2022, lalu selanjutnya atas permintaan Noor Ibrahim kepada kami agar seluruh dana yang ditransferkan dari pemerintah diserahkan pada dia agar nantinya dia mengurus semua dokumen yang dipersiapkan untuk keberangkatan ke Berlin,” kata ketiganya dalam rilis.
“Adapun yang menjadi persoalan adalah dalam proses pengurusan dokumen, kami bertiga ternyata gagal mendapatkan visa. Sementara disisi lain atas nama Noor Ibrahim berhasil mendapatkan visa sehingga dia berangkat sendirian mengikuti acara di Berlin. Kejadian ini menyisakan kesedihan bagi kami karena gagal berangkat ke Berlin. Kesedihan tersebut disebabkan oleh adanya kejanggalan yang mana Noor Ibrahim yang dipercayakan untuk mengurus dokumen keberangkatan terkesan solah-olah tidak serius mengurusi dokumen kami bertiga yang gagal berangkat sehingga menyebabkan kami gagal mendapatkan Visa.”
“Bahwa persoalan baru akhirnya muncul terkait dengan pertanggungjawaban uang yang diberikan pemerintah kepada kami yang gagal berangkat. Sampai dengan saat ini kami tidak mengetahui apa kegunaan dari uang tersebut karena untuk mengurus visapun yang akhirnya gagal, menggunakan uang pribadi kami bertiga, sehingga sampai saat ini kami masih beranggapan bahwa uang bantuan dari pemerintah tersebut sejumlah Rp. 51.874.864.00 masih berada di tangan Noor Ibrahim.
“Bahwa demi mendapatkan kejelasan tentang uang tersebut maka pada beberapa hari yang lalu kami bertiga mengirimkan surat pengaduan kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia yang pada pokoknya meminta kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan agar segera meminta laporan keuangan kepada saudara Noor Ibrahim selaku orang yang memegang uang tersebut untuk selanjutnya salinan laporan tersebut diberikan kepada kami yang gagal berangkat, agar kami mengetahui secara pasti tentang kegunaan yang dimaksud,” kata etiga seniman itu dalam rilisnya.
“Hal lain yang menjadi isi dari pengaduan tersebut adalah meminta Dirjen Kebudayaan Republik Indonesia agar memanggil saudara Noor Ibrahim untuk mengklarifikasi terkait dengan kegagalan Visa milik kami bertiga yang gagal berangkat. Hal tersebut kami sampaikan karena kami menganggap bahwa Dirjen Kebudayaan sebagai lembaga pemerintah yang membawahi bidang kebudayaan punya kapasitas untuk menyelesaikan persoalan tersebut,” kata mereka bertiga.
“Bahwa adanya persoalan ini muncul ke publik itu sebagai bentuk pertanggungjawaban moril dari kami yang gagal berangkat untuk menjaga nama baik seluruh seniman yang ada di Indonesia agar kedepannya persoalan serupa tidak terulang lagi. Karena menurut pandangan kami, ada tindakan serta sikap tidak terpuji yang dilakukan oleh Noor Ibrahim sehingga terjadinya permasalahan tersebut.”
“Sampai dengan saat ini kami masih menunggu jawaban serta tindak lanjut dari Dirjen Kebudayaan Republik Indonesia atas pengaduan yang kami kirimkan. Maka pada saat ini juga kami memohon dukungan dari teman-teman seniman untuk sama-sama mendukung langkah kami agar permasalahan seperti yang kami alami saat ini tidak terulang lagi serta tidak terjadi pada teman-teman seniman yang lainnya,” kata rilis tersebut, mengatasnamakan Budi Hariono, Yulhendri dan Widi Winarno.