Tiga Pergaulan Tumbuhkan Karakter Baik, Sesuai Ajaran Islam
Bagi seorang mukmin, merasa selalu berkecukupan merupakan tanda-tanda pandai bersyukur. Bersyukur atas segala karunia Allah Ta'ala diberi kesehatan, rezeki yang dipenuhi keberkahan.
Sebagaimana diingatkan Allah Ta'ala dalam firman-Nya:
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku, dan supaya aku dapat berbuat amal sholeh yang Engkau ridhoi. Berilah kebaikan kepadaku dengan ( memberi kebaikan ) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. (Q. S. Al-Ahqaf 46 : 15)
Ust Abdul Wahab Ahmad, dosen UINKHAS Jember menegaskan tentang pentingnya kita memperhatikan tiga hal dalam sehari-hari. Sehingga, kita tetap mampu berada pada koridor kebaikan sesuai nilai ajaran Islam.
Ada 3 pergaulan yang dapat menumbuhkan karakter baik:
1. Bergaul dengan ahli ilmu.
Jangankan saat mereka serius, kadang saat bercanda atau marah pun ada ilmu yang bisa diambil.
2. Bergaul dengan orang miskin.
Ada keuletan, kesabaran, tawakal, empati dan rendah hati yang dapat diperoleh dari pergaulan dengan mereka.
3. Bergaul dengan ahli ibadah.
Ada semangat beribadah dan persiapan untuk akhirat yang bisa mereka tularkan.
Nasihat Terbaik
Nasihat Qutb Irsyad wa Ghouts Al Ibad wal Bilad Al Habib Abdullah bin Alawy Al Haddad qs wa ra :
وعليك بعمارة أوقاتك بوظائف العبادات حتى لا تمرّ ساعة من ليل أو نهار إلا وتكون لك فيها
وظيفة من الخير
Hendaknya setiap manusia memakmurkan waktu yang dianugerahkan allah swt kepadanya dengan menyibukkan diri dan hati tenggelam dalam rangkaian2 ubudiyah, sehingga tidak ditemukan di siang dan malamnya, dan di sepanjang kehidupannya kecuali nuansa kehidupannya ia isi dengan kebaikan2 dan ketaatan kepada Allah SWT."
Membaca Hati Bukan Melihat Wajah
Ruh bukan Tubuh
لا تَعْرِف الْحَقَّ بِالرِّجَالِ ، اعْرِفْ الْحَقَّ ، تَعْرِفْ أَهْلَهُ "
"Jangan kau kenali kebenaran berdasarkan orang. Kenalilah kebenaran itu sendiri, niscaya kau akan kenal siapa pembawanya."
Kalimat populer senada di atas :ۢ
"Lihatlah/Nilailah apa yang dikatakan, bukan siapa yang mengatakan".
فالحق لا يوزن بالرجال، وإنما يوزن الرجال بالحق،
Kebenaran tidak dinilai berdasarkan siapa yang mengatakannya. Tetapi dinilai dari apa yang dikatakannya.
وكثرة الأتباع ليست دليلًا على صدق الدعوى، كما أن قلة الأتباع ليست دليلًا على ضعفها أو فسادها،
Banyaknya pengikut (pengagum, pendengar) tidak menunjukkan benarnya apa yang disampaikan. Sedikitnya pengikut (pendengar, pengagum) tidak menunjukkan lemah atau salahnya apa yang dikatakannya.
Aristo bilang :
أَفْلَاطُون صَدِيقٌ وَ الحَقُّ صَدِيقٌ وَلَكِنَّ الحَقَّ أَصْدَقُ مِنْهُ .
"Plato itu teman baik. Kebenaran juga teman baik. Tetapi kebenaran lebih dari teman baik".
Demikian Catalan KH Husein Muhammad. (12.05.23/HM)