Tiga Penjelasan Hadis "Tidur bagi Orang Puasa adalah Ibadah"
Hadis "Tidurnya Orang Puasa Adalah Ibadah". Seorang bertanya soal hadis tersebut, karena ramai menganggap sebagai hadis palsu. Riwayat hadis ini memiliki banyak penilaian dari para ulama ahli hadis.
Ust Ma'ruf Khozin, Ketua Aswaja NU Center Jawa Timur memberikan pandangan lebih luas guna memahaminya.
Berikut penjelasannya:
1. Al-Hafidz Al-Iraqi
Hadis ini tercantum dalam kitab Ihya':
ﺣﺪﻳﺚ «ﻧﻮﻡ اﻟﺼﺎﺋﻢ ﻋﺒﺎﺩﺓ»
Hadis: "Tidurnya orang yang puasa adalah ibadah"
Ditakhrij oleh Al-Hafidz Al-Iraqi:
ﺭﻭﻳﻨﺎﻩ ﻓﻲ ﺃﻣﺎﻟﻲ اﺑﻦ ﻣﻨﺪﺓ ﻣﻦ ﺭﻭاﻳﺔ اﺑﻦ اﻟﻤﻐﻴﺮﺓ اﻟﻘﻮاﺱ ﻋﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﺴﻨﺪ ﺿﻌﻴﻒ
Kami meriwayatkan hadis ini dalam kitab Amali Ibnu Mundah dari riwayat Ibnu Mughirah dari Ibnu Umar, sanadnya daif
ﻭﺭﻭاﻩ ﺃﺑﻮ ﻣﻨﺼﻮﺭ اﻟﺪﻳﻠﻤﻲ ﻓﻲ ﻣﺴﻨﺪ اﻟﻔﺮﺩﻭﺱ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺃﻭﻓﻰ ﻭﻓﻴﻪ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﻤﺮﻭ اﻟﻨﺨﻌﻲ ﺃﺣﺪ اﻟﻜﺬاﺑﻴﻦ.
Hadis ini diriwayatkan oleh Dailami dalam Musnad Firdaus, di dalamnya ada Sulaiman bin Amr An-Nakhai, salah satu pembohong (Takhrij Hadis Ihya')
2. Imam Al-Baihaqi
Imam Al-Baihaqi mencantumkan hadis ini dalam kitab Syuab Al-Iman sebanyak 3 riwayat. Beliau hanya memberi penilaian daif, bukan palsu. Hal ini berdasarkan metode penulisan Al-Baihaqi di awal kitabnya yang tidak akan memasukkan hadis palsu:
ﻭﺃﻧﺎ - ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻢ ﺃﻫﻞ اﻟﺤﺪﻳﺚ - ﺃﺣﺐ ﺇﻳﺮاﺩ ﻣﺎ ﺃﺣﺘﺎﺝ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ اﻟﻤﺴﺎﻧﻴﺪ ﻭاﻟﺤﻜﺎﻳﺎﺕ ﺑﺄﺳﺎﻧﻴﺪﻫﺎ، ﻭاﻻﻗﺘﺼﺎﺭ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻻ ﻳﻐﻠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻘﻠﺐ ﻛﻮﻧﻪ ﻛﺬﺑﺎ. ﻓﻔﻲ اﻟﺤﺪﻳﺚ اﻟﺜﺎﺑﺖ ﻋﻦ ﺳﻴﺪﻧﺎ اﻟﻤﺼﻄﻔﻰ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ:" ﻣﻦ ﺣﺪﺙ ﺑﺤﺪﻳﺚ ﻭﻫﻮ ﻳﺮﻯ ﺃﻧﻪ ﻛﺬﺏ ﻓﻬﻮ ﺃﺣﺪ اﻟﻜﺎﺫﺑﻴﻦ".
Mengikuti penulisan ahli hadis untuk menyampaikan, diperlukan berupa hadis berdasarkan riwayat sahabat dan kisah-kisah beserta sanadnya, serta meringkas hal-hal yang dipastikan dalam hati bahwa itu adalah riwayat palsu.
Dalam hadis dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam: "Barangsiapa yang menyampaikan hadis dan dia tahu bahwa itu palsu maka dia adalah salah satu dari 2 pembohong" (Mukadimah Syuab Al-Iman)
3. Muhaddits Salafi
Syekh Albani mencantumkan keseluruhan riwayat hadis ini dalam kitabnya Silsilah Dhaifah, ada yang dinilai palsu tapi ada yang sekadar dinilai daif. Tapi pada poin akumulasi beliau memberi penilaian daif saja.
Kesimpulannya adalah daif, tapi ada jalur riwayat yang di dalamnya ada perawi pendusta.
Demikian penjelasan Ust Ma'ruf Khozin, Pengasuh Pesantren Aswaja Sukolilo Surabaya.
Advertisement