Tiga Pemimpin Houthi Disanksi Dewan Keamanan PBB
Dewan Keamanan PBB memberlakukan sanksi terhadap tiga anggota terkemuka milisi Houthi sejak Selasa 9 November 2021. Ketiganya “secara langsung mengancam perdamaian, keamanan, dan stabilitas Yaman”.
Sejumlah aksi mereka, melalui perannya dalam serangan terhadap Marib, serangan terhadap Arab Saudi, dan pelanggaran hukum internasional dengan merampas aset publik untuk mempersenjatai milisi.
1. Saleh Mesfer Saleh Al-Shaer
Dewan mengatakan Saleh Mesfer Saleh Al-Shaer, asisten menteri pertahanan untuk logistik Houthi, telah membantu milisi menyelundupkan senjata untuk mempersenjatai diri.
Dewan menambahkan, dalam perannya sebagai “penjaga yudisial” selama tiga tahun terakhir, ia terlibat langsung dalam praktik ilegal menyita aset orang-orang yang ditahan di penjara Houthi atau dipaksa meninggalkan negara itu.
“Dia telah menggunakan otoritasnya dan jaringan berbasis Sana’a yang terdiri dari anggota keluarganya, pengadilan pidana khusus, biro keamanan nasional, bank sentral, layanan pencatatan Kementerian Perdagangan dan Industri Yaman, dan beberapa bank swasta, untuk secara sewenang-wenang merampas kekayaan individu dan entitas pribadi tertentu tanpa proses peradilan yang semestinya atau kemungkinan ganti rugi,” tambah Dewan PBB.
2. Muhammad Abd Al-Karim Al-Ghamari
Sementara Muhammad Abd Al-Karim Al-Ghamari, kepala staf militer Houthi diberi sanksi karena peran utamanya mendalangi serangan milisi.
Dewan Keamanan mengatakan bahwa selain menimbulkan ancaman langsung terhadap perdamaian, keamanan dan stabilitas di Yaman, termasuk di Marib. Muhammad Abd Al-Karim Al-Ghamari, terlibat dalam serangan lintas batas terhadap Arab Saudi.
3. Yusuf Al-Madani
Orang ketiga yang mendapat sanksi yaitu Yusuf Al-Madani, komandan pasukan Houthi di Hodeidah, Hajjah, Al-Mahwit dan Raymah, yang tahun ini ditugaskan untuk menyerang Marib.
Yaman telah dirusak oleh perang saudara sejak Houthi yang didukung Iran mengambil alih Sana’a pada tahun 2014. Mereka telah berulang kali menolak seruan untuk gencatan senjata.
Serangan terhadap Marib yang memproduksi minyak dimulai pada Februari dan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini telah menyebabkan jutaan orang mengungsi untuk mencari perlindungan.
Pemerintah Yaman dan pejabat Saudi telah memperingatkan bahwa jika Marib jatuh ke tangan Houthi, itu bisa menjadi landasan peluncuran untuk serangan lebih lanjut terhadap infrastruktur minyak Arab Saudi dan target sipil lainnya.