Tiga Pemain Muda di Eropa, Pelatih Klub Vietnam Puji Indonesia
Dikirimnya tiga pemain asli Indonesia untuk berkarier di luar negeri, khususnya ke Eropa menuai pujian Pelatih klub Liga Utama Vietnam (V-League) Ho Chi Minh City, Ailton dos Santos Silva.
Menurutnya, keputusan mengirim pemain muda untuk berkompetisi di luar Asia adalah pilihan tepat. Sebab, hal itu akan berdampak baik pada permainan secara individu maupun pada Timnas Indonesia di masa depan. Bagi Ailton, Timnas Indonesia tinggal memetik hasil perjalanan Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, dan Bagus Kahfi dari Benua Biru.
Sebagai informasi, ada tiga pemain muda Indonesia yang memilih berkarier di Eropa, mereka mengikuti generasi lawas beberapa pemain Indonesia yang juga sempat berkarier di Eropa.
Tiga pemain muda Indonesia itu adalah Bagus Kahfi yang berseragam tim U-18 klub Eredivisie Belanda FC Utrecth, Egy Maulana Vikri yang membela klub Polandia Lechia Gdansk dan Witan Sulaeman di FK Radnik Surdulica.
Generasi sebelum Egy, Witan, dan Bagus, sudah ada beberapa pemain Indonesia yang sempat mencicipi kompetisi Benua Biru. Mulai dari Kurniawan Dwi Julianto dan Kurnia Sandy di Sampdoria, Bima Sakti di Helsinborg IF pada musim 1995-1996, hingga Syamsir Alam, Manahati Lestusen, dan Alfin Tusalamony di CS Vise Belgia.
Ailton mengutarakan, kepergian sejumlah pemain Indonesia ke Eropa memberikan sinyal positif sepakbola Asia Tenggara mulai dilirik klub Benua Biru. Di lain sisi, kondisi ini membuat sepakbola Indonesia juga akan semakin berkembang di masa mendatang meski para senior Egy, Witan, dan Bagus bisa dibilang gagal memenuhi ekspektasi.
“Pemain yang ingin mempunyai kemampuan lebih bagus, dan menjadi bintang kelas dunia memang harus pergi. Sepakbola Indonesia, Thailand, dan Vietnam saat ini masih belum terlalu bagus. Mereka harus berani pergi ke Eropa untuk mendapatkan atmosfer kompetisi lebih tinggi, mengikuti latihan tim di level atas,” ucap juru taktik asal Brasil ini dilansir dari laman The Thao 247.
Adanya pemain Indonesia di Eropa menurutnya sama seperti apa yang dilakukan raksasa Asia, Jepang dan Korea Selatan waktu dulu. Ia mencontohkan sejumlah pemain Korea Selatan dan Jepang yang pernah melakukan hal tersebut terlebih dulu, kini membuat Korsel dan Jepang menjadi kekuatan utama sepakbola Asia.
“Cara itu diterapkan pemain dari Jepang, Korsel, atau negara lain yang tidak memiliki sepakbola bagus. Lihat mereka sekarang. Setelah beberapa generasi tidak sukses, mereka kini punya banyak pemain kelas dunia,” katanya.
Ailton juga memuji pemain Indonesia yang tidak menyerah dalam upaya mereka mewujudkan mimpi bermain di Eropa, meski beberapa pendahulunya mengalami kegagalan ketika mengambil keputusan tersebut.
Menurut Ailton, keberanian pemain Indonesia ini mendatangkan keuntungan tersendiri. Sebab, pengalaman mereka bermain di Eropa akan memberi warna baru di tim nasional.
“Mereka banyak mengirim pemain ke luar. Memang di awal banyak yang menemui kegagalan. Tapi itu menjadi pembelajaran bagi pemain generasi berikutnya untuk lebih percaya diri. Saya kira Vietnam dan Thailand perlu melihat langkah yang diambil pemain Indonesia, dan diambil pelajarannya. Saya yakin, dengan apa yang dilakukan pemain Indonesia ini, mereka akan mendapatkan hasil positif,” katanya.