Tiga Menteri Hadiri Pengukuhan Sekjen Kemenaker Anwar Sanusi
Sekretaris Jenderal Kementerian Tenaga Kerja RI Anwar Sanusi dikukuhkan menjadi guru besar bidang kebijakan publik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Brawijaya, Sabtu, 19 Maret 2022.
Tiga menteri hadir dalam pengukuhan yang berlangsung di Gedung Samantha Krida UB. Mereka adalah Menko Polhukam Prof Dr Mahfudz MD, Menko Sumberdaya Manusia dan Kebudayaan Prof Dr Muhadjir Effendy, dan Menteri Pembangunan Desa A Halim Iskandar.
Dalam rapat terbuka pengukuhan profesor yang dipimpin Ketua Senat Universitas Prof Dr, Ir, Arifin, MS, ini Wakil Ketua DPR RI A Muhaimin Iskandar. Tampak juga Ketua Umum IKA UB yang juga Sekretaris Wapres RI Prof Dr Ahmad Erani Yustika.
Selain Anwar Sanusi yang juga Wakil Ketum PP Kagama ini, juga dikukuhkan secara bersamaan Ir Didik Suprayogo, MSc, PhD. Nama terakhir ini dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas Pertanian UB.
"Ini merupakan pengukuhan guru besar yang sangat istimewa di UB. Sebab, pengukuhan ini dihadiri 5 menteri," kata Arifin dalam sambutanya. Dua menteri lainnya adalah Mantan Menristek Mohammad Nasir dan Mantan Menaker Muhaimin Iskandar.
Dalam pidato pengukuhannya, Anwar Sanusi mengajukan pendekatan baru dalam percepatan kemandirian desa di era digital. Pendekatan baru itu dia sebut dengan Multi Level Collaborative Government (MLCG).
Pendekatan ini tampaknya merupakan hasil pergulatannya selama menjadi Sekjen Kementerian Pembangunan Desa dan Transmigrasi. Sebelum menjadi orang kedua di Kemenaker, Anwar Sanusi memang Sekjen di Kemendes.
Menurut Anwar, pendekatan MLCG ini diharapkan bisa menjadi jalan baru untuk membangun kemandirian desa yang lebih kuat. Tidak cukup pendekatan yang hanya fokus pada pendekatan struktural, kultural, dan pendekatan yang fokus kepada aktor.
Dibutuhkan pendekatan yang lebih konprehensif sehingga bisa menjadi "booster vaccine" bagi kemandiran desa di era digital. MLCG sangat relevan bagi pengembangan desa karena melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan multilevel pemerintah dalam kerjasama yang sistematis dan terstruktur.
"Keunggulan pendekatan ini, seluruh pemangku kepentingan merupakan obyek sekaligus subyek pembangunan perdesaan sehingga mendoeong sense of belonging yang kuat akan tanggungjawab pembangunan perdesaan," katanya.
Keunggulan lain, lanjut dia, pembangunan perdesaan akan lebih bersifat dinamis dan adaptif terhadap perkembangan lingkungan strategis. Juga mampu meminimalisasi resiko yang muncul dari proses tersebut.
Meski demikian, kata Anwar dalam pidato guru besarnya, pendekatan MLCG memerlukan waktu lama dan pengetahuan yang cukup bagi semua pemangku kepentingan.
Advertisement