Tiga Makna Penting Rasa Malu Pertanda Iman
Di era revolusi informasi, rasa malu seolah menjadi hal yang tak penting. Seorang perempuan dengan mudah berjoget-joget di media sosial. Ia, meskipun berjilbab, juga berkeinginan menunjukkan daya tarik dirinya yang seksi dengan busana yang kurang pantas bagi seorang muslimah.
Tapi, seperti itu fakta yang tak bisa diingkari terjadi sekarang ini. Tak adakah rasa malu. Kelak, jejak di medsos yang pernah dilakukan itu tak bisa dihapus dengan mudah.
"Malu dan iman adalah teman seiring sejalan bila yang satu diangkat niscaya terangkatlah pula yang satu lagi". Demikian pesan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (SAW) dalam Hadis Riwayat Muslim.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ لِكُلِّ دِيْنٍ خُلُقًا وَخَلُقُ اْلإِسْلاَمِ الْـحَيَاءُ.
"Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah malu. " (H. R. Ibnu Majah : 4181)
Kandungan Hadits :
1. Malu adalah bagian dari iman.
Bangsiapa tidak memiliki rasa malu, maka ia berbuat apa saja yang ia inginkan, karena sesuatu yang menghalangi seseorang untuk berbuat buruk adalah rasa malu.
Jadi, orang yang tidak malu akan larut dalam perbuatan keji dan mungkar. Tidak akan berbuat keji dan mungkar bila seseorang masih ada iman.
2. Malu adalah akhlak paling mulia.
Malu merupakan akhlak paling mulia yang diberikan Allah Azza wa Jalla kepada seorang hamba. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
اَلْـحَيَاءُ لاَ يَأْتِيْ إلاَّ بِخَيْرٍ.
" Malu tidak mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan. " (H. R. Bukhari : 522)
3. Buah dari malu adalah ‘iffah (menjaga kehormatan) dan wafa’ (setia).
"Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertakwa kepada Allah, selalu memiliki rasa malu, selalu kuat iman, selalu sehat walafiat. Aamiin....!!!"
Demikian tausiyah pagi Ust Keman Almaarif. Semoga bermanfaat buat Sahabat.