Tiga Mahasiswa Unesa Jalani Misi Kemanusiaan di Masalembu
Tiga mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menjadi relawan Bakti Kepulauan Masalembu. Relawan Unesa itu bergabung dengan rombongan dari Unair. Mereka berangkat ke Kepulauan Masalembu menggunakan Kapal Sabuk Nusantara 99 (SN99) untuk menjalankan misi kemanusiaan baik dalam sektor kesehatan, pendidikan pun kebencanaan.
Mereka adalah Reza Dwi Ramadhan, dari jurusan Psikologi, Dimas Choirullah Prayogo juga dari Psikologi dan Muji Kuswanto dari jurusan Pendidikan Olahraga. Mereka dilepas oleh Aghus Sifaq Ketua Divisi Mitigasi Kebencanaan SMCC dan Wiryo Nuryono, Ketua Divisi K3 SMCC.
Aghus Sifaq mengatakan, tim relawannya berangkat bersama rombongan dari Unair. Misi kemanusiaan itu bertujuan untuk membantu masyarakat di kepulauan Masalembu.
"Misi kolaboratif itu rencananya berlangsung satu minggu. Unesa lewat tiga relawannya akan fokus ke beberapa program, pertama, program psikoedukasi kepada anak-anak usia sekolah dasar dan menengah pertama, kedua, melakukan trauma healing kepada anak-anak dan masyarakat setempat," ujar Aghus.
Lanjutnya, ketiga adalah program mitigasi bencana yang berfokus pada bencana alam seperti gempa bumi, kebakaran dan tsunami. Itu perlu dilakukan, sebab di kepulauan tersebut rawan gelombang tinggi dan angin kencang. Karena itu wawasan kebencanaan itu perlu sharing.
Keempat, memberikan edukasi tentang cara menjaga kebugaran jasmani dan rohani, dan kelima, memberikan pendidikan perencanaan karir untuk anak-anak usia sekolah menengah atas.
Ditambahkan Aghus Sifaq, program relawan Unesa menyasar anak-anak dengan trauma healing dan psikoedukasi serta pemainan-permainannya, kemudian pelajar SMA/SMK/MA lewat program perencanaan karirnya dan masyarakat umum lewat mitigasi kebencanaannya. “Karena kami dari pendidikan, psikologi dan divisi kebencanaan, jadinya pendekatan kami di tiga hal itu saja,” tuturnya di lokasi.
Sementara tim dari Unair, lanjutnya, menjalankan program khusus dalam bidang kesehatan, seperti melakukan operasi sesar, penyakit mata, gigi dan masih banyak lagi," urainya.
Sementara itu, Reza Dwi Ramadhan ketua tim relawan Unesa menyatakan, sebelum berangkat, timnya sudah mendapatkan pembekalan secara internal di SMCC dalam tiga bulan terakhir. Lagi pula, mereka sudah sering melakukan aksi kemanusiaan di berbagai daerah yang terdampak bencana.
“Sebelum berangkat, kami sudah siap, baik secara fisik maupun psikis. Sebab untuk menjadi relawan juga harus memiliki pengalaman track record dalam bidang psikoedukasi dan kebencanaan," ungkap Reza.
Selain itu, harus mengantongi surat izin dari orang tua, melakukan Swab PCR dengan hasil negatif, dan sudah melakukan vaksinasi minimal dosis pertama. “Semoga saja nanti aksi kolaborasi ini bisa bermanfaat bagi masyarakat di sana, dan tetap terjalin sinergi antara Unesa dan Unair dalam mengabdi dan berkontribusi untuk bangsa negara ke depannya,” harapnya.
"Misi kolaborasi begini, sudah tak ada lagi bendera kampus, tapi kami bersama-sama membawa bendera kemanusiaan," sambungnya.
Relawan Bakti Kepulauan Masalembu itu, keberangkatannya terbagi dalam tiga gelombang. Gelombang pertama yaitu tim dari Unair yang bertolak ke Masalembu pada Kamis, 18 November 2021. Tim tersebut melakukan survei lokasi dan menyiapkan segala perlengkapan di sana.
Gelombang kedua berangkat pada Minggu, 21 November 2021 menggunakan RSTKA Unair. Rombongan itu terdiri dari 16 tim dokter dan medis. Kemudian gelombang ketiga yaitu berangkat pada Senin, 22 November 2021 yang terdiri dari 11 dokter dan pendamping serta relawan dari Unesa.