Mahasiswa PENS Surabaya Bikin Face Shield Pembaca Suhu Tubuh
Tiga mahasiswa PENS menciptakan alat pendeteksi covid-19 dengan cepat dan akurat bernama Temperature Detector Shield. Bentuknya berupa pelindung wajah alias face shield yang mendeteksi suhu tubuh seseorang. Dibanding thermo gun, alat ini disebut lebih aman dan lebih cepat karena suhu tubuh langsung terlihat di layar tanpa harus ditembakkan ke badan seseorang, satu per satu.
Karya dari Muhammad Iqbal Millyniawan Pradana, Firmansyah Putra Maulana, dan Muhammad Iodine Hanifan Firdaus ini bertujuan memutus mata rantai penularan virus covid-19.
Perwakilan tim, M. Iqbal yang akab disapa Iqbal menjelaskan, alat ini berupa face shield (pelindung wajah) yang dikombinasikan dengan thermal laser dan dilengkapi dengan sensor GY-906 MLX90614 serta lensa, agar dapat mendeteksi suhu tubuh sesorang dengan akurasi yang cukup baik tanpa bersentuhan fisik dengan objek yang diukur (contactless).
“Untuk pengolahan data sensor menggunakan Mikroprosesor Arduino Pro Mini yang kemudian tampilan outputnya akan muncul pada layar LCD OLED yang berada di depan," kata Iqbal.
Menurutnya, sensor ini memiliki tingkat akurasi sebesar kurang lebih 0.5 oC pada jarak maksimal satu meter jika menggunakan lensa, yang sangat sesuai dengan anjuran WHO yaitu jarak aman sejauh 1 meter.
Alat ini juga dilengkapi dengan baterai dengan jenis lithium polymer (LiPo) sebesar 350mAh, jenis baterai ini dipilih lantaran ukurannya yang kecil namun memiliki daya besar.
Pengecekan suhu tubuh yang dilakukan petugas juga harus cepat untuk memperkecil potensi penularan. “Jika tidak, akan terjadi antrean dan justru menambah risiko penularan. Maka dari itu, alat kami sangat aman dan cepat karena ada pada face shield nya langsung," imbuhnya.
Proses pengerjaan alat membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Hal ini disebabkan banyaknya komponen utama bahan yang harus dipesan secara online. “Karena situasi pandemi seperti ini, jadi kami tetap menerapkan protokol kesehatan. Komponen Temperature Detector Shield kami pesan secara online. Pengirimannya membutuhkan waktu 7 sampai 9 hari," terang mahasiswa asal Gresik ini.
Ketiga mahasiswa ini berharap akan lebih menyempurnakan alatnya sebelum digunakan khalayak. “Kami berharap bisa menyempurnakannya lagi, dengan menambahkan fitur yang memungkinkan seperti sensor, jumlah orang yang bisa terdeteksi, dan penyimpanan data," ujar Iqbal.
Sementara Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan, yakni Anang Budikarso mendukung dan mengapresiasi karya inovasi teknologi yang dibuat mahasiswa tersebut.