Tiga Keutamaan Ilmu Agama, Menurut Sayidina Ali bin Abi Thalib
Sayidina Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu (599-661) adalah Khalifah keempat (terakhir) dari Khulafa' Ar-Rasyidun yang berkuasa sekitar 4-5 tahun. Ali adalah sepupu Nabi Muhammad shallalalhu 'alaihi wa sallam (SAW) yang kemudian menjadi menantunya setelah menikahi Fatimah Az-Zahra.
Ayahnya Abu Talib bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abd Manaf, adalah kakak kandung ayah Nabi SAW, Abdullah bin Abdul Mutthalib. Ibunya bernama Fatimah binti As'ad bin Hasyim bin Abd Manaf. Sewaktu lahir ia diberi nama Haidarah oleh ibunya. Nama itu kemudian diganti ayahnya dengan Ali.
Ketika berusia 6 tahun, Ali bin Abi Thalib diambil sebagai anak asuh oleh Nabi SAW sebagaimana Nabi pernah diasuh oleh yahnya. Ketika Muhammad SAW diangkat menjadi rasul, Ali baru menginjak usia 8 tahun. Ia adalah orang kedua yang menerima dakwah Islam, setelah Khadijah binti Khuwailid, istri Nabi SAW.
Sayidina Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai sahabat yang intelek. Pernyataan dan tindakannya menjadi nasihat bagi umat Islam hingga sekarang.
Ali bin Abu Thalib radhiyallahu anhu berkata :
Ilmu agama itu jauh lebih baik daripada harta dunia. Hal ini dikarenakan beberapa hal, yaitu :
1. ilmu agama itu akan menjagamu (dari keburukan-keburukan).
Sedangkan harta dunia, engkaulah yang menjaganya.
2. Harta dunia akan berkurang dengan dinafkahkan (dibelanjakan).
Sedangkan ilmu agama semakin bertambah dengan diinfaqkan ( yakni diajarkan dan didakwahkan kepada orang lain ).
3. Ilmu Agama mendatangkan amal ketaatan bagi pemiliknya
Baik di dalam kehidupan (dunia), dan akan mendatangkan peristiwa-peristiwa indah sesudah kematiannya.
Sedangkan kejadian-kejadian yang ditimbulkan oleh harta dunia akan lenyap ( berakhir ) bersamaan dengan lenyapnya harta dunia, dan sangat sulit pertanggungjawabannya di akhirat nanti.
"Semoga kita dan seluruh keluarga kita menjadi orang-orang yang bertakwa, berilmu, bermanfaat, selamat di dunia dan akhirat. Amin," tutur Ustadz Keman Al-Maarif Jombang.
Advertisement