Tiga Kecamatan di Probolinggo Diusulkan Dilayani Jargas 2021
Setelah terpasang 5.088 sambungan rumah (SR) di Kecamatan Mayangan, jaringan gas bumi (jargas) akan terus diperpanjang hingga menjangkau sebagian besar warga Kota Probolinggo. Pada 2020, giliran Kecamatan Kademangan yang mendapat kuota 5.000 SR mulai digarap proyek fisik jargasnya.
Bahkan, tiga kecamatan lain yakni Kanigaran, Kedopok, dan Wonoasih juga diusulkan mendapatkan jargas pada 2021 mendatang. Sehingga jargas yang kini menjangkau sekitar 40% warga Kota Probolinggo bisa melayani sebagian besar warga.
“Kecamatan Kademangan sudah diusulkan tahun 2018 lalu sejak Wali Kota Bu Rukmini,” ujar Kabag Perekomian, Wawan Soegyantono, Senin sore, 14 Oktober 2019.
Saat itu Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo mengusulkan sebanyak 10.000 SR untuk Kecamatan Kademangan. Ternyata yang dikabulkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebanyak 5.000 SR.
“Kecamatan Kademangan dapat giliran kedua mendapatkan sambungan jargas setelah Mayangan. Proyek fisik mulai dikerjakan 2020 mendatang,” kata Camat Kademangan, Pujo Agung Satrio.
Tiga kecamatan yang tersisa akhirnya juga diusulkan untuk mendapatkan sambungan jargas pada 2021 mendatang. “Intinya jargas ditawarkan kepada semua warga di tiga kecamatan, datanya kemudian kami kirimkan ke Kementerian ESDM,” kata Wawan.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, tiga kecamatan yang mendapat giliran ketiga jargas sudah mulai bergerak. “Kelurahan Tisnonegaran meminta kami mendata warga yang mau menyambung jargas di rumahnya,” kata Ketua RT 06/RW03 Kelurahan Tisnonegaran, Syafroji.
Hal senada diungkapkan Camat Kanigaran, Pudi Adji. Dikatakan, pendataan memang melibatkan kelurahan hingga RT/RW. “Usai rapat dengan Bagian Perekonomian dan perwakilan dari Kementerian ESDM di ruang pertemuan Sabha Bina Praja Pemkot, awal Oktober lalu, kami langsung bergerak,” katanya.
Sepengetahuan Pudi, Kecamatan Kanigaran sudah dilalui jargas yang memasok gas bumi ke PT Kertas Leces (Persero) sejak tahun 2000-an silam. Hanya saja jargas itu sudah “menganggur” sejak perusahan kertas dalam naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu tidak lagi beroperasi.
“Jalur pipanya melewati Jalan Maramis ke timur hingga Gladak Serang, terus ke timur kemudian ke selatan hingga Kertas Leces,” kata Pudi.
Soal pendataan warga yang menginginkan jargas juga diungkapkan Camat Wonoasih, Deus Nawandi. “Kami memang sudah melakukan pendataan melalui kelurahan hingga RT/RW. Hanya saja, hingga kini kami belum tahu berapa kuota jargas untuk kami,” katanya.
Saat pendataan di tingkat RT/RW, bahkan sebagian warga menanyakan plus-minus jargas dibandingkan penggunaan gas elpiji (gas melon). “Kami katakan, jargas lebih ekonomis. Tetapi jika ingin mantap, silakan warga bertanya langsung kepada warga Mayangan yang telah menikmati jargas lebih dulu,” katanya.
“Kami kok belum tahu ya soal pendataan jargas untuk Kecamatan Kedopok, termasuk berapa kuotanya,” kata Camat Kedopok, Imam Cahyadi. Disinggung kecamatan-kecamatan lain sudah mendata warganya terkait jargas, Imam mengaku, akan menanyakan masalah ini ke Bagian Perekonomian.
Kabag Perekonomian meminta agar para camat tidak usah mempertanyakan berapa kuota per kecamatan. “Yang penting semua warga ditawari jargas. Nanti data yang terkumpul kami sampaikan ke Kementerian ESDM. Mudah-mudahan kuotanya masih banyak,” kata Wawan. (isa)
Advertisement