Tiga Kebiasaan Internet yang Merusak Silaturahmi Idul Fitri
Selain perayaan kembali pada kesucian, idul fitri adalah obat kangen. Biasanya diwujudkan lewat mudik, bertamu, berkirim pesan dan bentuk silaturahmi lainnya. Namun semua itu bisa terganggu oleh penggunaan handphone yang berlebihan.
“Setidaknya ada tiga hal yang harus dihindari terkait internet saat silaturahmi lebaran, pertama phubbing, kedua FOMO (Fear of Missing Out) dan ketiga slacktivism,” kata pengamat media sosial dari Komunikonten Hariqo Wibawa Satria, dalam keterangan tertulis yang diterima ngopibareng.id, Jumat 31 Mei 2019.
Hariqo kemudian menjelaskan ketiga hal itu dalam konteks silaturahmi lebaran. Pertama, phubbing adalah kebiasaan membuka hp terus-terusan saat bertamu, menemui tamu atau dalam kumpul keluarga maupun pertemuan warga. Phubbing bisa dianggap tindakan yang melecehkan orang atau acara, meskipun yang melakukannya tidak bermaksud demikian.
“Phubbing ini semakin marah, jika yang bersangkutan tidak diingatkan oleh lingkungannya”, kata Hariqo.
Kedua, FOMO atau Fear of Missing Out. Cirinya antara lain, selalu menanyakan adanya jaringan internet di sebuah tempat maupun pada lokasi yang akan dikunjungi. Misalnya, anak kita menanyakan adanya koneksi internet di kampung yang akan dituju, atau di tempat kita akan bertamu. Level paling akut, ia menolak datang karena di tujuannya tidak ada internet, susah akses ke medsos. FOMO menurut beberapa ahli disebut sebagai gejala kejiwaan.
Ketiga, slakctivism. Secara umum artinya, perasaan telah melakukan gerakan sosial dengan memberikan like, love, komen lewat media sosial, namun mengabaikan gerakan nyata seperti memberikan sumbangan atau terlibat langsung di darat melakukannya. Dalam konteks lebaran bisa kita maknai, seseorang yang merasa sudah meminta maaf dengan menyebarkan secara massal pesan idul fitri ke banyak nomor kontak sekaligus.
“Sebaiknya pesan idul fitri, meminta maaf dimulai dari orang-orang terdekat, mereka yang bersentuhan langsung dengan aktivitas kita sehari-hari. Luangkan waktu untuk mendata dan merapikan nomor kontak di hp kita. Upayakan bisa bertamu, atau sekurangnya mengirimkan pesan lewat jalur pribadi dengan menyebut nama yang bersangkutan. Menyebarkan pesan yang sama ke semua orang tidak salah, namun bisa terkesan malas dan kurang serius," kata Hariqo. (man)
Advertisement