Tiga Jalan Meraih Ilmu Membersihkan Hati, Pesan Habib Umar
Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim, lelaki dan perempuan, sebagaimana pesan Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (Saw).
Menuntut ilmu merupakan kewajiban yang dimiliki oleh semua manusia, tetapi mendapatkan pengetahuan dari menuntut ilmu bukanlah tujuan utama. Pasalnya, jika sekadar ilmu, Iblis jauh lebih berilmu. Ia mampu menjelaskan syariat para Nabi secara detail.
Habib Umar bin Hafidz mengatakan, hakikat ilmu adalah bersihnya hati. Ia mengingatkan hal itu pada Pengajian Kitab Adabul Alim wal Muta’allim karya Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari.
Habib Umar, Pengasuh Pondok Darul Mustofa, Tarim, Hadramaut, Yaman itu menegaskan, ada tiga cara membersihkan hati.
Pertama, harus banyak riyadlah.
Dengan banyak riyadlah, mendekatkan diri kepada Allah.
Kedua, husnun niyat, memperbaiki niat.
Menuntut ilmu, menurutnya, harus karena Allah swt. Sebab, ilmu tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Jika tidak diniatkan karena Allah, maka ia akan mendapat azab.
“Azab terbesar mendapat hijab dari ilmunya,” ujarnya.
Terlebih terdapat hadis yang menyatakan bahwa menuntut ilmu bukan karena Allah, tidak bakal mencium bau sorga. Ada lagi hadis yang menegaskan bahwa jika niat mencari ilmu tidak karena Allah, berhak baginya neraka. “Maka wajib memperbaiki niat kita,” tegasnya.
Ketiga, mengamalkan dan mengjaarkan.
Selain didasarkan karena Allah, niat belajar juga untuk mengamalkan dan mengajarkannya ke orang lain.
Di samping itu, untuk kebersihan hati perlu menyegerakan belajar dengan menggunakan waktunya sebaik mungkin tanpa menunda kesempatan.
“Jangan sampai membuat hal-hal yang dapat mengganggu dirinya, harus fokus,” tuturnya.