Tiga Jalan Bermimpi Rasulullah, Ijazah Prof Quraish Shihab
Prof M Quraish Shihab mendedahkan cara untuk bisa bermimpi Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (Saw). Menurut Penyusun Tafsir Al-Quran Al-Misbah, ada tiga jalan yang harus ditempuh.
Berikut ijazah Prof Quraish Shihab agar dapat bermimpi Rasulullah.
Pertama, Mengikuti Keteladanan Rasul
Meneladani perilaku dan kehidupan sehari-sehari Rasulullah
Meneladani akhlak Rasulullah. Bukan hanya melaksanakan ibadah sehari-hari tapi juga melaksanakan hal-hal kecil yang dilakukan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Seperti adab masuk rumah dan keluar rumah, diselaraskan dengan perilaku Nabi. Juga amalan-amalan lainnya yang sifatnya sunnah.
"Saya kira, yang paling sulit adalah meneladani akhlaknya.
Kedua, Membaca Shalawat Nabi
Sering bershalawat, dalam setiap waktu dan setiap hari. Karena Shalawat Nabi dianjurkan setiap waktu, meskipun tidak berwudhu.
Ketiga, Berdakwah
Menyampaikan pesan-pesan kebenaran Islam. Baik dalam perilaku maupun dalam nasihat kepada siapa pun.
Ada beberapa cara. Tapi, ketiga hal itulah yang bisa dilakukan. Dengan selalu meneladani kehidupan sehari-hari Rasulullah, membaca Shalawat Nabi, niscaya hati kita selalu terpaut. Dengan terpaut hati kita dengan Rasulullah, akan hadir di hati kita.
Bila seseorang bermimpi Rasulullah pasti benar. Rasulullah benar-benar tidak bisa diserupai makhluk lain.
"Ya, mimpi yang pasti benar itu bila kita mimpi Rasulullah. Yang bermpimpin itu bisa bermacam-macam, lho kok ini muda...ini kok tua. Mimpi Rasul tidak mungkin salah, mimpi Tuhan pasti salah," tutur Prof Quraish Shihab, saat berdiskusi bersama KH Bahauddin Nursalim (Gus Baha') di Jakarta, dilansir Narasi asuhan Najwa Shihab.
Dalil Hadits
Banyak Hadits Sahih yang meriwayatkan keutamaan mimpi berjumpa Rasulullah SAW. Di antara hadis itu ialah: "Barang siapa melihatku dalam mimpi, maka dia benar-benar telah melihatku. Sesungguhnya setan tidak dapat menjelma sepertiku." (HR Muslim dari Abi Hurairah).
Dalam redaksi lain, Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang melihat aku dalam mimpi, maka dia benar-benar melihat sesuatu yang benar." (HR Muslim dari Abu Qatadah).
Dalam riwayat lain disebutkan, "Barang siapa yang sering bershalawat terhadapku, aku tahu dan aku tentu memberikan syafaat di hari kiamat." Dalam redaksi lain dikatakan, "Barang siapa memimpikan aku, maka aku akan bersamanya nanti di surga."
Penggambaran Rasulullah SAW dalam Alquran menarik untuk dikaji karena hampir semuanya menggunakan bentuk fi'il mudhari' (present and future), bukannya menggunakan bentuk fi'il madhi (past tense). Salah satu contohnya ialah: "Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu al-Kitab dan Al Hikmah (As Sunah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui." (QS Al Baqarah [2]: 151).
Kata membacakan, menyucikan, dan mengajarkan digunakan bentuk fi'il mudhari'. Itu artinya Rasulullah masih bisa berkomunikasi aktif dengan umatnya secara khusus.
Demikian, wallahu a'lam.