Tiga Humor Sufi! Menggali Sumur, Penambang Emas, Semua Salah
Tradisi tasawuf telah mengantarkan dakwah damai di bumi Nusantara. Dakwah yang menyejukkan sebagaimana diperjuangkan Walisongo, yang lemah lembut menghadapi kaum awam yang sama-sekali belum mengenal Islam.
Tasawuf di antara disiplin ilmu dalam khazanah Islam yang justru mendamaikan, meneduhkan, dan membawa nilai-nilai rahmatan lil'alamin yang khas.
Di antara pengkaji tradisi tasawuf, adalah M.R. Bawa Muhayyaddin. Dikenal dengan karyanya, Tasawuf Mendamaikan Dunia (Islam & World Peace: Explanation of A Sufi). Berikut di antara tiga kisah sufi yang menunjukkan renungan mendalam.
1. Seperti Menggali Sumur
Apabila Anda menggali sumur, Anda harus menggalinya jauh ke dalam sampai Anda menemukan sumber mata airnya. Dapatkah sumur itu penuh tanpa mencapai sumber yang dalam itu? Bila Anda bergantung pada hujan atau sumber luar lain untuk mengisi sumur itu, maka air itu hanya akan menguap atau diserap oleh tanah.
Lalu, bagaimana Anda dapat membasuh diri Anda atau menghilangkan dahaga Anda? Hanya jika Anda menggali cukup dalam untuk mendapatkan mata air, maka Anda akan sampai pada sumber air yang tak habis-habisnya.
Demikian juga halnya, jika Anda hanya membaca ayat-ayat dari kitab suci, tanpa menggali lebih dalam untuk mencari maknanya, hal itu seperti menggali sebuah sumur tanpa mencapai mata airnya atau seperti mencoba mengisinya dengan air hujan. Kedua cara ini tidak akan memadai.
Hanya apabila Anda membuka mata air yang ada di
dalamnya dan ilmu Tuhan mengalir dari sana, maka mata air
sifat-sifat Tuhan akan mengisi hatimu. Hanya setelah itu Anda dapat menerima kekayaan-Nya. Hanya setelah itu Anda akan mendapatkan kedamaian dan ketenangan. Kearifan dan ilmu Tuhan ini harus timbul dari dalam diri Anda; kisah Tuhan dan doa mesti dipahami dari sisi batin.
Maka Anda akan memperoleh semua yang Anda butuhkan untuk diri Anda, dan Anda juga akan merasa cukup untuk berbagi dengan orang lain.
M.R. Bawa Muhayyaddin
2. Seperti Semua Salah
Sekali waktu Anda pernah mengira bahwa segala yang Anda
pelajari dan cermati adalah kebenaran. Tetapi kemudian Anda maju ke langkah berikutnya, dan menemukan bahwa semua yang telah Anda pelajari bukanlah kebenaran. Dan pada masa yang akan datang ketika Anda masih melangkah lebih berikutnya dan memandang kembali semua yang sekarang Anda anggap benar, ternyata Anda juga akan melihatnya sebagai kepalsuan.
Dengan cara ini, setiap kali Anda melangkah maju ke level yang baru, maka Anda akan menemukan bahwa semua yang Anda pelajari pada masa lalu adalah kepalsuan (salah).
Akhirnya, ketika Anda mencapai maqam (keadaan) Tuhan dan maqam kearifan-Nya, maka Anda akan menyadari bahwa semua pemikiran Anda adalah keliru.
Semuanya keliru. Hanya Dialah kebenaran. Kebijakan-Nya adalah kebenaran sejati, dan sifat-sifat-Nya adalah emas kekayaan yang sesungguhnya.
Apabila Anda memahami hal ini, maka Anda akan memohon ampunan-Nya atas segala kesalahan yang Anda lakukan pada masa yang lalu. Anda akan melihat dengan jelas dan pasti bahwa hanya ada satu keluarga, satu doa dan satu Tuhan. Kita harus memikirkan hal ini. Ini adalah kearifan yang berharga, hikmah kebenaran.
M.R. Bawa Muhayyaddin
3. Seperti Penambang Emas
Apabila seorang penambang mencari emas, dia harus mengayak tanah untuk menyaring logam yang berharga itu. Dia memungut yang berharga dan membuang sisanya.
Demikian pula, di mana pun Anda mencari, apakah itu di timur, barat, utara, atau selatan, apakah itu umat Hindu, Zoroaster, Kristen, Yahudi, atau Islam, Anda harus mencari dan memungut hanya suatu yang bernilai, yaitu emas, khazanah Tuhan, yaitu kebenaran.
Selama Anda mencari melalui semua kitab suci, Anda harus menyisihkan apa pun yang lainnya, seperti penambang emas membuang kotoran dan batu-batu. Hanya kekayaan Tuhan yang Anda butuhkan untuk kehidupan Anda dan untuk kecerahan jiwa Anda.
M.R. Bawa Muhayyaddin
*) Sumber: M.R. Bawa Muhayyaddin dalam karyanya, Tasawuf Mendamaikan Dunia (Islam & World Peace: Explanation of A Sufi).
Advertisement