Tiga Humor Politik: Profesi Tertua, Seperti Tanduk Banteng
Perilaku para politikus selalu menjengkelkan. Memang, bagi konstituennya, mereka adalah wakil di antara mereka. Tapi, selalu saja ada tingkah laku yang mengundang tawa.
Itulah humor politik yang selalu hadir di tengah masyarakat. Baik menjadi bagian obrolan di warung kopi, hingga tempat-tempat mangkal politisi dan profesional di kafe-kafe dan restoran.
Berikut tiga humor politik, tentang profesi tertua dan lainnya.
1. Profesi Paling Tua di Dunia
Tiga orang teman, antara lain, seorang ahli bedah, seorang insinyur, dan politikus. Mereka sedang mendiskusikan bahwa profesi mereka adalah yang tertua.
Dokter bedah mengatakan, "Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Ini adalah prosedur bedah."
Insinyur menjawab, "Sebelum ada Adam dan Hawa, keteraturan alam diciptakan dari sebuah kekacauan, dan itu pasti pekerjaan insinyur."
Politisi mengatakan, "Ya, tapi menurut kalian, siapa yang menciptakan kekacauan?"
2. Meresmikan Pameran Lukisan, Seperti Tanduk Banteng
Ada seorang pejabat yang diundang untuk meresmikan sebuah pameran lukisan, tetapi ketika di tempat pameran, si pejabat lupa tidak membawa kacamata. Ia lalu berbisik kepada ajudannya yang benama Joni.
Pejabat: "Joni, saya lupa bawa kacamata...!"
Joni: "Siap, Bos! Tenang, tidak apa-apa, nanti saya bantu jelaskan setiap lukisan yang kita lihat."
Selesai peresmian, si pejabat jalan-jalan melihat beberapa lukisan, diikuti oleh udangan yang hadir di peresmian itu.
Mereka tiba di lukisan pertama,
Pejabat: "Wah, lukisan ikan ini indah sekali..."
Joni: (berbisik) "Bos, itu lukisan Buaya..."
Pejabat: (sambil ngeles) "Ya, saking cantiknya, buaya ini jadi seperti ikan.."
Lanjut melihat lukisan kedua,
Pejabat: "Nah, lukisan banteng ini gagah sekali.."
Joni: "Pak, itu lukisan Gajah..."
Pejabat: "Owh, karena gadingnya seperti tanduk banteng.." (ngeles lagi)
Akhirnya, si Pejabat menuju ke lukisan yang lain...
Pejabat: "Nah, ini ukisan yang paling saya suka. Gorila di lukisan ini kelihatan sangat hidup. Saya mau membelinya!"
Joni: (sambil berbisik panik) "Pak, itu bukan lukisan, tapi itu cermin..."
3. Pernyataan Seorang Kepala Daerah
Seorang kepala daerah yang dikenal oleh teman-temannya memiliki temperamen tinggi dan tidak suka basa basi, meledak suatu hari di pertengahan sesi rapat paripurna di Dewan dan mulai berteriak, "Setengah dari anggota Dewan ini terdiri dari para pengecut dan politisi korup!"
Pada saat sidang diskors, semua anggota dewan menuntut agar kepala daerah yang marah ini menarik pernyataannya, atau meralatnya di saat sesi sidang berikutnya.
Setelah jeda panjang, dengan lobi yang memanas, kepala daerah ini akhirnya setuju.
"Oke," katanya, "Saya meralat apa yang saya katakan tadi. Jadi, setengah dari anggota Dewan di sini bukan pengecut dan politisi korup!"